"Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." (2 Korintus 4:8-9)
Renungan:
Final kejuaraan balap karung akan segera dimulai. Tiga anak sudah berada di dalam karungnya masing-masing. "Kak, minta waktu sebentar," kata seorang anak yang kemudian menundukkan kepala untuk berdoa. Setelah selesai berdoa dia berkata, "Sudah, Kak. Aku sudah siap." "Baik, semua siap? Satu, dua, tiga!" teriak seseorang memberi aba-aba. Ketiga anak tersebut berjuang untuk bisa mencapai garis finish lebih dahulu. Ada yang jatuh lalu berdiri lagi untuk menyelesaikan lomba. Setelah beberapa menit, ternyata anak yang berdoa sebelum pertandingan lebih dahulu menyentuh garis finish dan dinyatakan sebagai pemenang. Setelah istirahat sejenak, maka tibalah saat pembagian piala. Sebelum menyerahkan piala, ketua panitianya bertanya, "Kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang bukan?" "Bukan kak, bukan itu yang aku panjatkan. Aku tidak minta Tuhan untuk menolongku supaya dapat menang dengan mengalahkan peserta lainnya. Aku memohon kepada Tuhan, supaya aku tidak menangis jika aku kalah." katanya. Jawaban itu ternyata membuat penonton heran. Mereka pun menyambutnya dengan tepuk tangan yang sangat meriah.
Mungkin saja jenis doa seperti anak kecil di atas sudah tidak populer lagi saat ini. Banyak orang berpendapat bahwa doa semacam itu adalah doa tanpa iman dan tanpa pengharapan. Doa seperti itu dianggap bukan doa seorang pemenang. Tetapi, perhatikan dengan baik, seandainya anak tersebut benar-benar kalah dan Tuhan mengabulkan doanya sehingga dia tidak menangis, bukankah itu juga merupakan sebuah kemenangan? Bukankah justru banyak orang akan angkat topi bagi anak tersebut? Ini artinya bahwa kemenangan tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, yaitu memperoleh piala. Tanpa disadari, anak tersebut bisa melihat kemenangan dari sisi lainnya, yaitu beroleh kekuatan dari Tuhan.
Anak kecil tersebut tidak jauh berbeda pemahamannya dengan keyakinan Daud ketika dia berkata, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23:4). Daud sangat yakin kalau Tuhan sanggup memberikan kemenangan secara jasmani kepadanya, membebaskan dari tekanan musuh, bahkan mengalahkannya. Tetapi, Daud melihat bahwa kemenangan secara rohani, yaitu kekuatan untuk bertahan dalam segala situasi juga perlu mendapatkan tempat di hidupnya. Alkitab mencatat bahwa Rasul Paulus senantiasa menghadapi bahaya yang bisa mendatangkan maut. Tetapi, dia berkata bahwa Tuhan selalu membawanya ke jalan kemenangan. Untuk itu, mari kita berdoa meminta kekuatan dan penghiburan sebagai bagian persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, sehingga, kita tetap bisa menjadi pemenang di tengah kesulitan yang ada. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, kerinduanku adalah mengalami kemenangan jasmani, tetapi seandainya tidak, buatlah aku kuat ya Tuhan untuk menerimanya. Amin. (Dod).