Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 17 Desember 2022
Bacaan:
Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!" (Markus 10:51)
Renungan:
Ketika Bartimeus yang buta berteriak-teriak di pinggir jalan Yerikho, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Banyak orang mencoba untuk menghentikan jeritan hatinya. Tetapi Bartimeus berseru semakin kuat. Dan ketika Yesus memanggilnya, ia menanggalkan jubahnya dan segera pergi menghadap Yesus. Lalu Yesus bertanya, "Apa yang kau kehendaki supaya Aku berbuat bagimu?" Sungguh suatu tawaran yang indah, yang juga merupakan sebuah pertanyaan yang selalu Tuhan ajukan pada kita. Tetapi seringkali kita tidak dapat mendengarnya karena kita tidak memiliki sikap hati yang benar seperti Bartimeus. Bartimeus memang memiliki mata jasmani yang buta, namun ia memiliki mata iman yang mampu menembus dinding keterbatasan untuk melihat kuasa Yesus tercurah atas dirinya. Sebaliknya, kita yang memiliki mata jasmani yang melihat, namun memiliki sikap hati dan mata iman yang buta, sehingga kita hanya berputar-putar pada situasi yang buntu. Mata iman yang buta akan mendatangkan kelumpuhan mujizat Tuhan dalam hidup kita. Untuk itu, marilah kita menarik hikmah dari sikap hati Bartimeus, sehingga mampu mengusir kebutaan rohani dan mengalami kuasa-Nya di dalam hidup kita.
Pertama, pada waktu Bartimeus mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, "Apa itu?" Kata orang kepadanya, "Yesus, orang Nazaret lewat." Lalu ia berseru, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku." Bartimeus mengetahui bahwa Yesus adalah Sang Pembuat Mujizat. Sehingga ketika ia mendengar tentang Dia, timbullah sikap hati yang penuh pengharapan dan berseru-seru kepada-Nya. Siapakah Yesus dalam kehidupan kita dan sejauh manakah kita mengenal pribadi-Nya? Pemahaman dan pengenalan yang benar tentang Dia akan sangat memberi dampak kepada kehidupan iman dan pengharapan kita.
Kedua, banyak orang di sekitar Bartimeus mencoba menghentikan seruan hatinya. Namun semakin keras ia berseru. Sikap orang-orang di sekitarnya tidak menghentikan langkah kaki Bartimeus untuk terus berseru, bahkan ia berseru semakin kuat karena ia tidak tahu pada jeritan keberapakah suaranya akan dapat didengar oleh Yesus di tengah hiruk pikuk orang banyak itu. Hal apakah yang sering menghentikan kita menjerit di hadapan Tuhan Yesus? Apakah kekecewaan, keputusasaan, ketidakpercayaan, keraguan, kelelahan, kesombongan diri telah menghentikan langkah kita untuk memohon belas kasihan-Nya, sehingga kita menjadi pahlawan yang kalah sebelum berperang? Jangan kita menjadi lelah dan putus asa, mainkan teruslah berseru kepadanya siang dan malam, sampai ia muncul membenarkan kita. Ketiga, Bartimeus menanggalkan jubahnya agar tidak ada sesuatupun yang mungkin akan memperlambat langkahnya menghampiri Yesus, lalu ia segera mendapatkan Yesus. Apa jubah yang telah memperlambat langkah kita untuk menghampiri-Nya? Tanggalkanlah segala jubah keraguan karena Ia yang memanggil kita memiliki jawaban atas segala persoalan kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukanlah aku menanggapi panggilan-Mu dan memandang Engkau dengan mata iman, sehingga aku mengalami Kuasa-Mu di dalam hidupku. Amin. (Dod).