Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 19 November 2022

"Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat." (Yeremia 9:5)

Renungan: 

    Suatu ketika saya makan di sebuah tempat makan. Setelah pesan makanan, saya pun memesan minuman air mineral dengan merek Aqua. Selang beberapa menit kemudian pesanan makanan dan minuman datang. Ternyata minumannya tidak sesuai pesanan. "Maaf Mas, tadi saya pesan Aqua bukan yang ini," kata saya. "Maaf, di sini tidak ada Aqua. Yang ada hanya ini saja" kata pelayannya. 

    Mungkin ini hal biasa, namun telah menjadi kekeliruan besar, karena bukan hanya satu atau dua orang yang melakukannya. Memang bukan masalah penting, toh mereknya Aqua ataupun bukan, airnya tetap air mineral. Namun ini berbicara tentang kebiasaan, kebiasaan menyepelekan kekeliruan kecil. Kekeliruan kecil jika terus dimaklumkan akan berubah menjadi kekeliruan yang besar. Dan jika sudah dianggap sebagai sesuatu yang lumrah kekeliruan tidak lagi dianggap sebagai suatu kekeliruan. Menyedihkan jika hal ini terjadi juga dalam pola hidup kita sehari-hari yang berhubungan dengan sifat dan karakter kita yang nantinya berdampak buruk pula terhadap kehidupan rohani kita. Misalnya, suka membicarakan orang lain. Awalnya mungkin berangkat dari pembicaraan biasa, namun jika diteruskan, bisa saja pembicaraan itu berubah menjadi topik yang menjelek-jelekkan orang lain, kemudian berlanjut kepada fitnahan atau perkataan dusta. Begitu pula dengan para koruptor. Para koruptor tentu tidak secara langsung mengorupsi uang perusahaan atau uang negara dalam jumlah yang banyak. Mulainya mungkin hanya 'menilep' beberapa rupiah uang kantor tanpa diketahui oleh siapapun. Namun, ketika keinginan menjadi lebih besar daripada kebutuhan dan didukung oleh situasi aman karena tindakan penyelewengan uang belum diketahui oleh siapapun maka jumlah nominal uang yang dipakai pun menjadi bertambah. Jika ini terus berlanjut tanpa ada upaya untuk menghentikan kekeliruan ini, maka terjadilah penggelembungan uang yang dikorupsi. 

    Jangan menyepelekan kekeliruan kecil, sebab kesalahan yang besar dan fatal lahir dari kesalahan yang kecil. Tidak ada seorangpun dilahirkan sebagai pembohong, pencuri, pemerkosa pembunuh dan lain sebagainya. Tetapi sebuah kekeliruan kecil yang terus dimaklumkan dapat mengubah seseorang menjadi demikian. Mari, undanglah Roh Kudus untuk tinggal di dalam hati kita. Sebab Roh Kudus akan selalu menjadi alarm bagi setiap kita ketika kita hendak melakukan dosa. Pekalah kepada suara-Nya dan segera benahi diri, sebab kebiasaan mengabaikan suara-Nya akan membawa kita kepada kebinasaan. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, ampunilah aku karena selama ini menyepelekan kesalahan kecil yang kuperbuat, terlebih mengabaikan suara Roh Kudus. Amin. (Dod).