Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 25 Maret 2023

Bacaan:

"Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:30-32)

Renungan:

Lena dikaruniai Tuhan dua orang anak laki-laki. Setiap malam ia selalu mengajar anak-anaknya tentang doa dan firman Tuhan. Suatu malam ia meminta Axel, anak bungsunya berdoa untuk seluruh anggota keluarga. Suasana terasa hening selama beberapa menit, kemudian Lena membuka mata dan bertanya, "Axel mengapa tidak berdoa?" Dengan wajah yang murung Axel menjawab, "Ma, aku tidak bisa mendoakan Kak Onel, karena tadi siang ia memukul lenganku dan sampai sekarang masih terasa sakit." Lena kemudian berkata, "Axel, bukankah firman Tuhan mengajarkan bahwa kita harus mengampuni dan mendoakan musuh kita?" Axel menjawab, "Tapi Ma, Kak Onel kan bukan musuhku. Aku tidak menganggap Kak Onel sebagai musuh, aku hanya mau dia meminta maaf atas perbuatannya." Malam itu akhirnya Lena menutup seluruh hari dengan doa keluarga. Setelah selesai, semuanya segera tidur. Pukul tiga dini hari terdengar suara guntur, yang disusul oleh suara gaduh dari kamar kedua anaknya itu. Lena terbangun dan segera memeriksa kamar anak-anaknya, ternyata mereka tidak ada di tempat tidur. Lena memanggil nama mereka satu persatu, kemudian dari balik lemari terdengar suara Onel, "Kami bersembunyi di sini Ma, kami takut pada amarah Tuhan karena tadi kami belum saling mengampuni, tetapi sekarang kami sudah saling mengampuni." Setelah mendengar suara guntur, kedua anak itu bersembunyi dan mengadakan perdamaian. Menurut mereka suara guntur itu adalah bentuk kemarahan Tuhan, karena mereka belum saling mengampuni. Ternyata guru Bina Iman pernah mengajarkan bahwa suara guntur adalah suara Tuhan (Mzm 18:14).

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab perselisihan dalam keluarga, misalnya pembagian tugas antara kakak dan adik di rumah, perbedaan pendapat, penentuan siapa yang akan mengurus orang tua, pembagian harta warisan, dll. Meskipun ada begitu banyak persoalan yang terjadi dalam keluarga, tetapi pemberesan dan pengampunan adalah hal yang mutlak untuk dilaksanakan oleh keluarga kristiani. Firman Tuhan berkata, "Buanglah kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah dari hidup kita dan milikilah sikap yang mengampuni, ramah kepada sesama, dan hati yang penuh kasih mesra." Tidak menjadi soal siapa yang benar atau salah, siapa yang menyakiti atau yang disakiti. Yang terpenting ialah: Jika perselisihan pernah terjadi, maka kita harus segera mengadakan pemberesan. Buanglah rasa malu, gengsi dan kekerasan hati, hampirilah saudara kita tersebut dan mintalah supaya ia mau berdamai.

Jika kita hidup rukun, maka berkat Tuhan pasti melimpah atas keluarga kita. Sebaliknya, jika kita mengeraskan hati dan tidak mau mengampuni, maka berkat Tuhan pasti terhambat. Ingatlah, salah satu bentuk keteladanan pengikut Yesus adalah sikap yang terlebih dahulu mengampuni. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus ampuni aku yang selama ini tidak menjadi berkat bagi keluargaku, karena aku menahan pengampunan terhadap saudaraku yang menyakitiku. Amin. (Dod).