Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 26 November 2022

"Berkat orang jujur memperkembangkan kota, tetapi mulut orang fasik meruntuhkannya." (Amsal 11:11)

Renungan:

    Nilai sebuah kejujuran itu mahal. Benarkah? Pernahkah kita mendengar ungkapan, uang memang bisa membeli segalanya tetapi tidak bisa membeli kejujuran. Dari kalimat tersebut dapat kita simpulkan bahwa kejujuran itu lebih berharga dari nilai apapun dan tidak bisa dibeli dengan apapun. Namun faktanya banyak orang menggadaikan kejujurannya dengan harga yang murah. Mereka lebih memilih keuntungan sedikit daripada tetap jujur di hadapan sesama maupun di hadapan Tuhan.

     Suatu hari Rio sedang berdiskusi dengan kenalannya mengenai kejujuran. Orang itu berkata kepadanya, "Hidup di kota Jakarta ini, kita jangan terlalu jujur kawan. Kalau terlalu jujur justru hidupmu tidak akan lebih baik. Jika ada kesempatan mendapatkan keuntungan abaikan saja kejujuranmu untuk." Rio pun berpikir dan beranggapan pendapat itu ada benarnya. Dalam pekerjaan, ia berada di posisi yang strategis berkaitan dengan keuangan. Gaji yang diperoleh cukup besar, namun ia merasa masih kurang untuk membeli kebutuhan hidupnya yang mewah. Maka ia pun mulai me-mark-up data keuangan perusahaan sedikit-sedikit untuk kantongnya sendiri. Namun lama kelamaan semakin besar. Berapa kali ia lolos dari audit finansial namun pada pemeriksaan terakhir, ia tidak bisa mengelak dari fakta dan data yang ditemukan auditor, karena adanya penggelembungan biaya produksi dan pengeluaran perusahaan. Ketidakjujuran mengantar Rio dari korupsi kecil-kecilan hingga besar-besaran dan akhirnya mendekam dalam penjara. 

     Banyak orang tertipu dengan konsep dunia yang menawarkan hidup mewah melalui meraup keuntungan besar, walau harus menerjang kejujuran. Buktinya banyak pejabat pada korupsi dan juga muncul berbagai penipuan. Mengatasnamakan kebutuhan hidup mereka rela membohongi, menipu dan memalsukan. Yang sangat disayangkan ada juga orang-orang yang mengaku anak-anak Tuhan, namun ternyata bermaksud menipu demi memperkaya diri. Apakah Tuhan terlalu miskin untuk memberkati kebutuhan hidup manusia? Tidak, manusialah yang terlalu kaya akan nafsu keserakahannya dengan alasan kebutuhan hidup. Memang ada banyak orang yang diizinkan Tuhan hidup dalam kemiskinan, namun bukan berarti dapat mengabaikan kejujuran. Barang siapa yang bertahan dengan nilai-nilai kejujuran, semangat dan kerja keras pasti menjadi pemenang kehidupan. Ketidakjujuran hanya memberikan keuntungan materi sesaat saja tetapi kejujuran akan mendapatkan kepercayaan dan kehormatan bukan hanya dari manusia tetapi juga dari Tuhan. Tuhan mau kita hidup  jujur, bukan hidup di balik ke munafikan dan kebohongan. Mari, utamakan kejujuran. Tuhan Yesus memberkati. 

Doa: 

Tuhan Yesus, ampunilah aku yang selama ini selalu bersikap tidak jujur terhadap Engkau dan sesama. Mampukanlah aku untuk mengubah hidupku menjadi pribadi yang jujur. Amin. (Dod).