Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 28 Januari 2023

Bacaan: 

"Orang yang sangat cepat marah akan kena denda, karena jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya." (Amsal 19:19) 

Renungan:

     Di sebuah lereng pegunungan yang indah, tinggallah seorang yang terkenal bijaksana. Suatu hari, datanglah seorang pria yang telah tiga hari lamanya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Sesampainya di sana, pria itu memohon nasihat tentang bagaimana cara mengendalikan amarah yang tidak terkendali. Setelah memandang pria tersebut, orang bijaksana itu pun berkata, "Anak muda, setiap kali engkau tersinggung, marah atau terpancing emosi, ingatlah "tujuh langkah kesabaran." Yaitu melangkah mundur tujuh langkah, lalu maju lagi tujuh langkah, dan lakukan hal tersebut tujuh kali kali berturut-turut. Lakukan dengan langkah mantap sambil berhitung. Setelah itu, barulah engkau mengambil keputusan untuk bertindak." Merasa mendapatkan nasihat bijak, dengan gembira pria itu pulang kembali ke desanya. la yakin sekali masalah emosi yang dideritanya pasti bisa terpecahkan. Hari telah larut ketika la sampai di rumah. Dengan pakaian yang lusuh, badan letih dan pegal-pegal, serta perut sangat lapar, ia masuk ke dalam kamar istrinya. Di dalam pikirannya terbayang makan malam dan air hangat untuk mandi yang biasa disediakan oleh istrinya. Tetapi seperti disambar geledek, pria itu mendapati istrinya sedang tertidur lelap di balik selimut dengan orang lain. Melihat pemandangan seperti itu, penyakit lamanya langsung kambuh, emosi membutakan akal sehatnya, "Kurang ajar. Baru ditinggal sebentar saja sudah berani memasukkan orang lain ke kamar."  Dengan kemarahan yang meluap, pria itu mencabut belati bermaksud menghabisi mereka berdua. Tetapi, spontan dia teringat dengan nasihat si orang bijaksana dan langsung mempraktikkannya; sambil mengangkat tangan menghunus belati dan hembusan napas kemarahan, hentakan kaki dan suara hitungan pun segera terdengar. Kegaduhan itu akhirnya membangunkan sang istri. Ketika istrinya bangun dan menyingkap selimut betapa kaget sekaligus leganya pria itu karena ternyata yang menemani istrinya tidur adalah ibunya sendiri. Detik itu juga rasa syukur terucap dari mulutnya yang bergetar. la telah berhasil mencegah satu tindakan emosional dan bodoh. Entah apa yang akan terjadi seandainya dia menuruti emosinya saja. Mungkin dia telah membunuh orang-orang yang paling dicintainya dan hidupnya akan penuh penyesalan seumur hidup.

     Firman Tuhan juga berkata: "Hai saudara-saudara yang kukasihi ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah." Kesabaran adalah mutiara kehidupan yang harus kita miliki. Saat kita berjuang tetapi belum berhasil, kita membutuhkan kesabaran. Ketika menghadapi orang lain yang sedang emosi, kita butuh kesabaran. Lebih-lebih saat kita sendiri tersinggung, marah, dan emosi, kita pun perlu rem berupa kesabaran. Kesabaran dalam konteks tersebut berarti suatu kematangan mental untuk mampu menahan diri dan mengendalikan sikap-sikap kita supaya tidak terjerumus pada tindakan-tindakan yang merugikan. 

    Jadi, saat amarah menguasai kita, ingatlah untuk lambat dalam berkata-kata dan lambat untuk marah. Karena seringkali, apa yang terlihat di depan mata belum tentu seperti apa yang kita pikirkan. Tuhan Yesus memberkati. 

Doa:

Tuhan Yesus, lepaskanlah kemarahan yang ada di dalam hatiku saat ini dan gantikan dengan damai sejahtera-Mu sendiri. Amin. (Dod).