"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!" (Roma 12:14)
Renungan:
Sejak anak perempuannya menjadi wanita panggilan, sang Ibu tidak pernah lagi ke gereja karena malu. Setengah tahun tidak ke gereja, Pastor mengunjunginya. Sang Ibu menjelaskan alasannya tidak ke gereja sambil mengutuki anak perempuannya. Kemudian Pastor menyarankan supaya ia berdoa dan memohonkan ampun atas anak perempuannya serta tidak mengutukinya lagi, tetapi sebaliknya mengucapkan berkat atasnya. Sang Ibu menjawab, "Saya tidak dapat melakukan hal itu, biar dia mati saja." Kemudian Pastor mengingatkan lagi kalau sang ibu melakukan hal yang disarankannya maka ia tidak akan menderita lagi dan anaknya akan bertobat. Walau sang Ibu sangat berat melakukan nasihat Pastor tersebut, tetapi ia melakukan juga. Ia mulai menahan mulutnya dari kata-kata kutuk yang setiap hari ia ucapkan untuk anak perempuannya. Ia pun memaksakan diri untuk berdoa mohon ampun dan mengucapkan kata-kata berkat atas anaknya tersebut. Ternyata apa yang dikatakan oleh sang Pastor tersebut benar-benar menjadi kenyataan. Sang Ibu terbebas dari tekanan, akibat rasa malu yang membuatnya menangis setiap hari dan yang lebih luar biasa lagi, tiga bulan kemudian sementara sang Ibu berdoa jam 05.00 pagi, ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Ketika pintu dibuka, ia melihat anak perempuannya sedang berlutut sambil menangis di depan pintu dengan penuh penyesalan. Sambil menangis sang Ibu memeluknya dan menuntun dia masuk ke dalam rumah. Beberapa jam kemudian sang Ibu menanyakan apa yang membuatnya menyesal. Sambil menangis anak perempuannya berkata bahwa jam 04.00 pagi dia bangun dan pada saat dia terbangun dia merasa dirinya sangat kotor sampai dia merasa jijik dengan sendirinya. Pada saat yang bersamaan, hatinya terdorong untuk datang menemui ibunya hanya untuk menyatakan penyesalannya. Sejak saat itu anak perempuannya bertobat dan akhirnya menikah dengan seorang pemuda yang mengasihi Tuhan.
Ketika kita menggunakan lidah kita untuk mengutuk orang lain, kita juga mendatangkan masalah atas diri kita sendiri. Sebaliknya jika kita memberkati orang lain, kita mendatangkan berkat atas diri kita sendiri. Daripada menggunakan lidah untuk menyerang orang lain dengan amarah, kritik dan kutuk, lebih baik kita meminta dan mengucapkan berkat-berkat Tuhan bagi mereka. Tahanlah lidah dari segala kata-kata negatif dan ucapkanlah berkat bagi anggota keluarga, teman-teman, rekan kerja, atasan, pembantu dan orang-orang yang telah mempermalukan, menyakiti bahkan menghancurkan kita. Kita harus mengabdikan mulut kita untuk memenuhi maksud-maksud Tuhan supaya Injil terlihat nyata dalam hidup kita melalui perkataan mulut kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku mohonkan berkat-Mu untuk mereka yang telah memberkatiku dan juga untuk mereka yang telah menyakitiku. Ampunilah aku untuk segala kata sia-sia yang telah aku ucapkan untuk orang lain. Amin. (Dod).