Listen

Description

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong." (1 Korintus 13:4) 

Renungan:

   Ada sepasang suami istri yang hari ini merayakan ulang tahun pernikahan mereka. Sejak sore mereka berdua pergi untuk makan malam diluar. Anak gadisnya di rumah ingin membuatkan kue tart dari resep yang didapat dari sebuah majalah. Inilah pertama kalinya Ia belajar membuat kue. Ia akan mencoba membuat kue terbaik untuk dipersembahkan kepada papa dan mamanya dihari istimewa ini. Ia sudah membeli semua bahan yang diperlukan, dan begitu mobil yang dikendarai papa dan mamanya keluar dari pagar rumah, ia segera berlari ke dapur untuk membuat kue. Ia sangat sibuk dengan kuenya sehingga tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari sudah malam dan mungkin sebentar lagi papa dan mamanya akan pulang. Ia mengangkat kuenya dari oven. Ia mencicipinya dan lapisan luarnya terasa agak pahit karena gosong. Ia menarik nafas sambil memandang dapur yang berantakan. Blender dan mixer yang kotor, ada tepung yang bertaburan di lantai dan meja, ditambah lagi dengan mangkok-mangkok kotor yang belum sempat dibereskan. Mana yang lebih dahulu harus dikerjakan, apakah menyelesaikan lapisan coklat di kuenya atau membereskan dapur yang berantakan? Akhirnya Ia memutuskan untuk menyelesaikan kuenya. Ketika kuenya selesai ia mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. Ia segera mematikan lampu dan berharap ketika papa dan mamanya masuk ke dapur akan senang dengan kejutan itu. Benar saja, papa dan mamanya berjalan berdampingan menuju dapur dan ketika mereka sampai di pintu, anaknya menyalakan lampu sambil berteriak, "Surprise..!" Mereka tersenyum dan sang anak memeluk papa dan mamanya sambil mengucapkan selamat atas pernikahan indah mereka. Namun beberapa saat kemudian raut wajah sang mama berubah dan menjadi marah, "Coba lihat, apa yang sudah kau perbuat di dapur ini sehingga sangat berantakan. Sudah berapa kali mama katakan kepadamu untuk segera merapikan sendiri segala sesuatu yang sudah kau buat menjadi kacau." "Tetapi, Mah..," belum sempat anaknya menjelaskan semuanya, sang mama sudah berpaling berjalan menuju kamarnya sambil berkata, "Seharusnya mama mengawasimu merapikan semua ini sekarang juga, tetapi sekarang mama sedang kesal. Besok pagi mama mau semua sudah rapih." "Sayang coba lihat kemeja itu," kata suaminya mencoba meredakan amarah istrinya. "Aku tahu, bahwa meja itu juga sudah sangat berantakan dan aku juga tidak akan tahan melihatnya," kata istrinya sambil berjalan. Sang anak hanya terdiam. Ia menangis dan memeluk papanya sambil berkata, "Pa, bahkan mama tidak melirik sedikitpun ke kue itu." Papanya membelai rambut anaknya sambil berkata, "Sayang, banyak orang tua yang menderita penyakit ketidakmampuan melihat gambaran secara menyeluruh karena terpengaruh oleh hal-hal kecil. Dan itu yang terjadi kepada Mama. Besok setelah Mama tahu kau membuat kue untuknya, hatinya pasti akan terharu." 

   Kita seringkali gagal melihat motivasi baik yang terbungkus oleh suatu keadaan yang buruk. ketidakmampuan melihat gambaran secara menyeluruh membutakan kita, sehingga kita tidak bisa melihat bentuk cinta kasih atau penghargaan yang dipersiapkan oleh orang-orang yang kita kasihi. Ada seorang ibu yang mencubit anaknya hingga memar karena anaknya memecahkan 2 buah piring yang akan dicuci anaknya. Manakah yang lebih berharga, terbentuknya kerajinan anak atau harga 2 piring yang pecah itu? Jangan lukai perasaan orang yang kita kasihi karena hal-hal yang kecil, telusuri motivasi awal mereka ketika melakukan suatu hal kemudian bimbing mereka untuk melakukannya dengan cara yang lebih baik. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ampunilah aku yang seringkali gagal melihat kebaikan-kebaikan yang dilakukan sesamaku, karena pandanganku yang negatif. Amin. (Dod).