"Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:31-32)
Renungan:
Ada seorang wanita yang berteriak di dalam ruangan seorang konselor, "Aku tidak akan pernah mengampuninya." Kelihatannya ia menyimpan dendam serta kebencian yang begitu dalam. Dengan wajah memerah dan suara meninggi, ia terus berbicara tentang banyak hal yang kemudian selalu diakhiri dengan kalimat "itu kalungku". Ia kemudian melanjutkan ceritanya bahwa sejak kedua orang tua mereka meninggal dunia, kakak tertuanya berlaku curang dan tidak adil di dalam membagi harta peninggalan orang tua mereka. "Sebelum ibu meninggal, ia mengatakan bahwa kalung emas miliknya akan menjadi bagianku, tetapi kakak perempuanku mengambilnya. Aku sungguh benci padanya. Aku tidak akan pernah mengampuninya." Wanita itu berteriak histeris ketika ia selesai menceritakan perlakuan kakaknya yang akhirnya telah memutuskan hubungan mereka berdua.
Adakah kita juga menyimpan "kalung emas" lain di dalam hati kita? Sesuatu yang menimbulkan dendam di dalam hati dan membuat hubungan kita dengan Allah serta saudara-saudara kita menjadi terputus. Mungkin "kalung emas" yang membuat kita dendam dapat berupa "tanah warisan", "rumah warisan", "uang" atau "harga diri" yang pernah dirampas atau diambil dengan cara paksa dari kita. Kita terus menyimpan kebencian karena hal itu dan kebencian itu menjadi beban yang menyebabkan kita tidak bisa menjalin hubungan baik dengan sesama. Kita menjadi orang yang cepat marah, cepat tersinggung dan suka mengkritik orang. Kita tidak menyadari bahwa kebencian yang terus dipelihara berdampak tidak baik pada keseluruhan hubungan kita dengan orang lain.
Kalau kita termasuk salah seorang di antara sekian banyak orang yang masih menyimpan kebencian serta dendam kepada siapapun juga, langkah penyembuhan yang harus kita ambil adalah mengampuni. Menyimpan kebencian hanya akan memperburuk keadaan dan merusak hubungan kita dengan Tuhan. Firman Tuhan mengatakan jika kita tidak mengampuni orang yang bersalah kepada kita, maka Bapa di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita. Ini berarti bahwa Bapa mutlak menginginkan kita untuk mengampuni, suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Orang yang mau mengikuti kehendak Allah pasti bersedia mengampuni sesama sebesar apapun kesalahannya.
Kesediaan untuk mengampuni bukan menunjukkan bahwa kita lemah seperti anggapan sebagian orang. Sebaliknya, kesediaan untuk mengampuni menunjukkan bahwa kita adalah orang yang kuat dan menang di dalam mengatasi kebencian dan dendam. Berhentilah menghukum diri sendiri dengan kebencian, karena hal itu tidak ada gunanya. Putuskan untuk mengampuni dan melupakan, maka damai sejahtera dan sukacita Allah akan memenuhi hidup kita. Menjalani hidup pun akan terasa lebih ringan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, meskipun banyak kejadian dalam hidupku yang melahirkan kebencian, namun aku mau memberikan pengampunan kepada mereka yang menyakitiku. Amin. (Dod).