Listen

Description

"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."(Mazmur 90:12)

Renungan:

   Ada seorang ibu, setelah menceritakan kondisi kesehatannya kepada dokter kandungan, dokter kandungan yang pertama ia temui di Jakarta mengatakan perkiraannya mengenai penyakit itu. "Kemungkinan ini kanker kandungan," katanya. Namun untuk memastikan penyakitnya, ada serangkaian pemeriksaan yang harus ia jalani. Sore itu ia pulang ke rumah dengan harapan bahwa perkiraan dokter tersebut salah. Ia selalu percaya bahwa segala kesulitan pasti ada jalan keluarnya, tapi bagaimanapun juga, apa yang dikatakan oleh dokter tersebut menjadi beban pikiran baginya. Kemudian dia memutuskan untuk menemui dokter internis yang pernah mengoperasinya beberapa tahun yang lalu, dengan pemikiran bahwa dokter tersebut sudah mengetahui seluk-beluk penyakitnya. Tapi setelah menceritakan kondisinya, dokter tersebut merujuk ke dokter kandungan yang lain. Ia pun kembali ingat perkiraan dokter kandungan pertama yang ia temui. Ketika menemui dokter kandungan tersebut, dokter itu mengatakan, "Saya khawatir ini kanker." Dia pun menyuruhnya menjalani pemeriksaan lagi untuk mendapatkan kepastian mengenai penyakit tersebut. 

   Malam harinya, untuk beberapa saat lamanya ia terpaku menatap langit-langit kamar dengan rasa takut yang mulai menyusup dalam hatinya. Setelah membawa semuanya dalam doa, ia merasa lebih tenang. Apa yang Tuhan taruhkan di dalam hatinya adalah "hidup itu sangat berharga untuk disia-siakan." Perasaan itu begitu kuat dan itu mendorongnya untuk berdoa meminta kepada Tuhan agar Tuhan memberikan kesempatan kepadanya untuk sehat kembali, sehingga ia bisa mengisi hari-hari hidupnya sesuai kehendak Tuhan. Terbayang kembali dalam ingatannya semua rencana, impian dan karya-karya yang ingin dihasilkan dan kesempatan demi kesempatan yang ia lewatkan begitu saja. "Oh Tuhan, terima kasih karena semua ini mampu menghentikan langkah saya, sehingga saya bisa merenung kembali bahwa hidup ini terlalu berharga dan harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," doa Ibu tersebut dalam hati. 

   Seseorang pernah berkata, "Seandainya saya memiliki kesempatan untuk menghidupi kembali hari-hari hidup saya yang sudah berlalu, saya yakin saya tidak akan punya kekuatan lagi." Perkataan ini memiliki arti yang penting bahwa hari-hari hidup kita begitu berharga. Waktu yang sudah berlalu tidak mungkin dapat ditarik kembali. Satu-satunya cara bersikap yang benar terhadap waktu adalah mengisi waktu-waktu yang Tuhan percayakan dengan hal-hal yang benar, baik, berguna dan membangun. Kita tidak tahu kapan kematian menjemput, karena maut bisa datang kapan saja dan dengan cara apa saja. 

   Sudahkah kita mengisi hari-hari hidup kita sebaik-baiknya? Jika belum, sudah saatnya kita membenahinya. Perbanyaklah melakukan kebaikan dan bukan kejahatan, perbanyak mengasihi dan bukan membenci perbanyak memberi dan bukan meminta, perbanyak berdoa dan bukan tidur. Maka kelak kita boleh berbangga kepada Sang Pemberi Waktu. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, aku bersyukur atas waktu yang Kau percayakan padaku. Mampukan aku untuk mengisi waktu-waktuku ini dengan baik. Amin. (Dod).