Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 1 November 2022
"Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Efesus 4:2)
Renungan:
Di sebuah sungai ada batu-batu besar berwarna hitam yang tertanam kokoh pada dasar sungai. Batu-batu itu menyembul ke atas, sehingga banyak warga desa yang memanfaatkan untuk mencuci pakaian di atasnya. Suatu hari arus air sedikit lebih deras dari biasanya. Mungkin karena hujan deras mengguyur desa selama dua hari, sehingga aliran air sungai menjadi deras. Meskipun aliran cukup deras, tapi batu-batu itu tetap berdiri kokoh tak tergoyahkan. Batu-batu itu seolah menunjukkan kehebatannya untuk bertahan di tengah-tengah terpaan arus sungai, sedangkan air sungai mengalir nan lembut mencari jalan dan celah di mana ia bisa terus mengalir. Seperti dua jagoan yang sedang bertarung, yang satu melawan dengan cara berdiri tegak menghadang lawan, sedangkan yang lain secara lembut mencari jalan yang bisa membuat tujuannya tercapai.
Untuk menjadikan hidup ini lebih mudah, mestinya kita belajar menjadi seperti air yang mudah menyesuaikan diri, sabar, lembut dan bukan bersikap keras kepala serta membangkang. Ini bukan artinya bisa kompromi dengan dosa atau ikut arus saja tanpa prinsip. Menjadi seperti air artinya memiliki kelenturan hati yang mudah dibentuk, taat, mencari jalan damai dan rendah hati. Efesus 4:2 berkata, "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lembah lembut, dan sabar. Tunjukanlah kasihmu dalam hal saling membantu." Memang seringkali ketika masalah datang, baik pada saat seseorang berkata kasar , merendahkan, atau menuduh kita, seketika emosi akan naik dan ada keinginan untuk menantang dan membalas. Jarang sekali orang yang memilih untuk memahami kondisi orang yang sudah menyakitinya atau mendoakannya. Sebaliknya kita sering mendengar sumpah serapah dan kutuk terhadap orang yang menyakiti kita. Bahkan ada pengikut Kristus yang memegang prinsip, "Jika kamu bisa menyakiti saya, saya juga bisa membuatmu lebih sakit." Ini sesuatu yang sangat menyedihkan hati Tuhan. Bukankah pembalasan adalah Tuhan?
Di dalam kehidupan berumah tangga pun, penting sekali untuk bersikap seperti air. Tidak kaku, melainkan mudah menyesuaikan diri. Tidak keras kepala, tapi memiliki ketundukan dan kerelaan untuk dibentuk. Tidak keras hati dan tidak mau mengalah, melainkan berbelas kasihan dan memaafkan. Tidak selalu menuntut pasangan untuk berubah tetapi bersedia berubah kalau memang kita harus berubah.
Seseorang bisa memiliki hati yang lembut, jika ia mengizinkan Roh Kudus bekerja di dalam hatinya. Ini bisa terjadi karena Roh Kudus senantiasa menuntun orang percaya untuk hidup dalam kehendak-Nya dan menghasilkan buah Roh. Kita juga perlu meminta kerendahan hati agar tidak menganggap diri paling benar, bisa memahami dan menerima orang lain, mau berubah dan tidak selalu menuntut orang agar berubah. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus yang baik, berikanlah aku kerendahan hati untuk bisa berubah, memahami dan menerima orang lain serta keadaan di sekelilingku dengan sabar. Amin. (Dod).