Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 20 Desember 2022

Bacaan: 

Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (Matius 25:23)

Renungan:

    Suatu hari seorang pemburu menemukan dan membawa pulang telur burung rajawali. Setelah berpikir cukup lama diletakkannya telur tersebut di dekat induk ayam yang kebetulan sedang mengerami telur-telurnya. Sekalipun induk ayam merasa agak janggal, tapi dia tetap mengeraminya sampai akhirnya telur-telur yang dierami menetas. Di antara telur yang menetas, rajawali kecil memiliki tubuh yang lebih besar dari yang lainnya. Induk ayam tidak menyadari bahwa rajawali kecil tersebut bukan anaknya dan ia memberikan perlakuan yang sama kepada mereka. Induk ayam mengajarkan cara mencari cacing dengan mengais-ais tanah, maka rajawali pun mengikutinya. Karena anak-anak ayam tidak pernah terbang lebih tinggi dari pagar tetangga, maka rajawali kecil ini pun berpikir bahwa dia pun juga sama dengan yang lainnya tidak dapat terbang tinggi. Suatu saat rajawali bermental ayam ini melihat ke udara ada seekor rajawali yang sedang terbang tinggi sekali. Rajawali ayam ini hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala dan terkagum-kagum melihat burung yang mirip dengan dirinya ini. Dia ingin seperti rajawali tersebut yang dapat terbang tinggi melintasi langit biru, tetapi karena dari awal ditanamkan di pikirannya bahwa dirinya seekor ayam, sampai tua pun dia tetap menjadi seekor ayam. 

    Mungkin ini sebuah ilustrasi yang seringkali kita dengar, tetapi tidak ada salahnya kita diingatkan kembali bahwa kita diciptakan bukan untuk menjadi ayam yang hanya mengais-ais di tanah. Kita diciptakan sebagai rajawali yang bisa terbang tinggi. Hanya seringkali kita tidak sadar bahwa kita adalah rajawali seperti ilustrasi di atas. Kita tidak sadar dengan potensi yang ada pada diri kita, sehingga kita berbuat konyol seperti rajawali yang bermental ayam. Bagaimana kita dapat memaksimalkan potensi kita jika kita tidak mengerti siapa diri kita sebenarnya? Bagaimana kita dapat memaksimalkan potensi diri kita jika selalu memandang rendah diri kita sendiri? Tuhan sebenarnya sudah menaruh potensi-potensi dalam diri kita, hanya kadang kita sendiri yang membuat pembatas agar potensi kita tidak berkembang.

    Mari buang pembatas itu, dan mulailah terbang tinggi. Jangan pernah takut untuk mengembangkan talenta kita, katakan bahwa kita pasti bisa karena kita adalah harta terpendam dengan segenap potensi yang ada di dalamnya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih untuk talenta yang telah Kau berikan padaku. Bantulah aku untuk mengembangkan talentaku ini, agar dapat berguna bagi sesamaku dan dapat menambah kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).