Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 20 Mei 2025
Bacaan:
"Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan." (Yesaya 48:10)
Renungan:
Ketika seorang pemuda memasuki pekarangan rumah seorang gembala yang luas, gembala itu sedang duduk dan membalut kaki seekor domba yang terbaring lemah di hadapannya. "Kakinya patah, dan aku yang sengaja mematahkan-nya," kata gembala itu sembari menyelesaikan pekerjaannya membalut kakı dombanya yang patah. Karena tidak habis pikir, pemuda itu bertanya kepadanya. "Mengapa engkau melakukan perbuatan bodoh itu?" "Aku telah berpengalaman selama bertahun-tahun menggembalakan domba. Aku tahu cara mengatasi domba yang nakal. yang tidak bisa diatur dan selalu tidak menuruti gembalanya. Domba ini adalah yang paling nakal dari semuanya. Banyak kali aku menghabiskan waktu untuk mencari dia ke mana-mana karena ia tidak pernah menurutiku. la selalu membuat keributan dan berkelahi dengan teman-temannya. Beberapa hari yang lalu aku memutuskan untuk mematahkan kakinya karena aku ingin dia menjadi domba yang baik. Tiga hari pertama ia memang membenciku. Ia bahkan menggigit tanganku jika aku memberinya makan. Tetapı aku terus melakukannya dengan sabar dan sejak kemarin sikapnya berubah terhadapku. Ia membaringkan kepalanya di pangkuanku, mengambil makanan dari tanganku dan menggosok-gosokkan badannya ke tanganku. Karena ia lemah, ia belajar mendengar suaraku dan kini ia sangat kenal pada suaraku, la tahu bahwa aku menyayangi dia sehingga ia belajar bergantung padaku. Aku yakin ketika keadaannya pulih kembali, ia akan menjadi domba yang terbaik dari semua domba-dombaku," jawab gembala itu.
Kadang-kadang Tuhan harus menghajar kita. Dibutuhkan sedikit cambukan untuk menyadarkan kita dari banyak pelanggaran yang kita lakukan dan ketidaktaatan pada hukum-hukum-Nya. Cambukan Tuhan itu menyakitkan tetapi sekaligus menyembuhkan. Alkitab berkata bahwa Tuhan menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika hari ini kita merasa bahwa Tuhan sedang menghajar kita habis-habisan, entahkah itu melalui musibah, masalah pekerjaan, masalah keuangan atau sakit penyakit, mengucap syukurlah karena itu berarti la sedang menyembuhkan kita untuk dididik menjadi orang yang taat.
Tuhan tahu bagaimana menangani anak-Nya yang tidak bisa taat, tidak bisa diatur dan selalu mencari-cari masalah. Jika la terpaksa harus "mencambuk" kita, tentu ada maksud mulia di balik semua itu. Tidak ada cambukan yang tidak menyakitkan, tetapi cambukan Tuhan sekaligus menyembuhkan kita dari kebiasaan2 buruk dan ketidaktaatan kita kepada-Nya. Betapa beruntungnya orang-orang yang merelakan diri menjalani sebuah proses yang merupakan bagian dari didikan Tuhan atas hidup mereka. Mereka yang tidak bersungut-sungut dan tidak berusaha melarikan diri dari didikan tersebut akan menemukan diri mereka bagaikan emas yang sudah dimurnikan dari dalam api. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk melihat maksud-Mu yang mulia melalui setiap kesulitan dan permasalahan yang datang di dalam hidupku. Amin. (Dod).