Listen

Description

"Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." (Lukas 18:14)

Renungan:

   Di dalam perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai yang berdoa di bait Allah, kita dapat melihat ada dua karakter yang begitu jauh berseberangan satu dengan yang lain. Yang pertama adalah orang Farisi. Orang Farisi adalah orang yang dianggap pandai, suci dan begitu terpandang di masyarakat. Mereka mengetahui seluruh isi hukum Taurat dan memiliki kehidupan beragama yang saleh. Berbeda dengan pemungut cukai. Pemungut cukai adalah orang yang memungut pajak bagi orang Israel. Mereka dianggap sebagai antek bangsa Romawi yang menjajah mereka. Mereka selalu memungut pajak jauh lebih tinggi dari yang seharusnya. Pemungut pajak begitu dibenci dan dipandang sebagai sampah masyarakat. 

    Keadaan yang tampak luar itu ternyata tidak menjamin karakter mereka yang sesungguhnya. Ketika mereka sedang berdoa di Bait Allah, orang Farisi merasa benar dihadapan Allah dan memandang rendah pemungut cukai itu dengan mengatakan bahwa dia bukanlah orang jahat, bukan perampok, bukan pezina, rajin berpuasa dua kali seminggu, memberikan perpuluhan dan juga merasa bahwa dia bukanlah orang seperti pemungut cukai itu. Sedangkan pemungut cukai itu duduk di belakang dan mengatakan, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." 

   Kebanyakan orang cenderung bersikap seperti orang Farisi tersebut. Hanya karena mereka rajin beribadah dan melakukan kewajiban-kewajiban agama dan tidak berbuat jahat, mereka merasa bahwa mereka sudah hidup dengan benar dan dibenarkan di hadapan Allah. Padahal kenyataannya belum tentu demikian. Mereka memandang rendah orang lain yang mungkin tidak seperti dirinya. Mereka menjadi sombong karena merasa lebih baik. Padahal tanpa mereka sadari, cepat atau lambat sikap sombong itulah yang membuat mereka jatuh.  

   Allah ingin kita selalu menjadi orang yang rendah hati di hadapannya. Jangan merasa diri benar hanya karena telah melakukan kewajiban-kewajiban agama di hadapan Tuhan karena Tuhan tidak menghendaki hanya itu saja yang kita lakukan. Tuhan ingin kita jauh lebih baik dari orang Farisi tersebut agar kita boleh masuk dalam kerajaan-Nya. Tuhan ingin kita merendahkan diri di hadapan-Nya, sebab Dia sendirilah yang akan mengangkat kita ke tempat yang tinggi (1 Petrus 5:6). Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, lepaskanlah kesombongan yang selama ini mengikat diriku, sehingga aku sering menganggap rendah orang lain. Jadikanlah aku pribadi yang rendah hati, seperti Engkau sendiri. Amin. (Dod).