"Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." (Amsal 29:17)
Renungan:
Suatu hari seorang Ibu menerima email dengan judul "Jika aku diberi kesempatan membesarkan anakku sekali lagi." Isinya berbunyi, "Seandainya aku bisa membesarkan anakku sekali lagi, aku akan lebih dahulu membangun harga dirinya, dan baru membangun rumah baginya. Aku akan lebih banyak memakai jari untuk menulis bersamanya, daripada memakai jari untuk menuding kesalahannya. Aku akan lebih sedikit mengoreksi dan lebih banyak membangun koneksi. Aku takkan banyak memerhatikan jam, tapi lebih banyak memakai mataku untuk memperhatikannya. Aku akan lebih banyak berjalan-jalan dan menerbangkan lebih banyak layangan bersama anakku. Aku akan berhenti bersikap terlalu serius dan lebih banyak main dan bercanda dengannya. Aku akan menjelajahi lebih banyak lembah dan memandangi lebih banyak bintang. Aku akan lebih banyak memeluk dan bukan membentak. Jika anda membahagiakan anak-anak sekarang, anda akan membuatnya berbahagia 20 tahun kemudian, karena kenangan indah yang direkam ingatannya merupakan pondasi yang kuat bagi kebahagiaannya."
Sejenak ibu itu merenungkan kata-kata dalam email tersebut, kemudian ia berjanji di dalam hati untuk melakukan yang terbaik bagi anaknya. Terkadang ada orang tua yang hanya mementingkan kebutuhan anak secara materi, tetapi mengabaikan kasih, perhatian serta kedekatan dengan anak. Kesibukan bekerja atau melakukan aktivitas lain, seringkali membuat orang tua jarang bisa menemani anak bermain atau bepergian dengannya. Memang sebagai orang tua kita bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak secara materi, tetapi bijaksanalah di dalam mengatur waktu agar kita juga bisa memenuhi kebutuhan anak secara jiwani. Kedekatan dengan orang tua dan perasaan dikasihi akan membangun rasa percaya diri dan optimisme di dalam diri anak. Anak-anak adalah kepercayaan yang diberikan oleh Tuhan kepada orang tua dan orang tua bertanggung jawab untuk mendidik mereka menjadi anak-anak yang baik.
Jangan sampai kita menyesal karena tidak bisa memberikan perhatian yang lebih dan membangun hubungan yang baik dengan anak. Kita tidak bisa memutar waktu dan mengulangi masa-masa lalu. Perlakuan kita terhadap anak ketika mereka masih kecil, akan menentukan menjadi anak-anak seperti apa mereka kelak. Sebab itu jangan sia-siakan kesempatan yang ada untuk mengukir kenangan yang indah dengan anak dan untuk membentuk karakter mereka. Marilah kita memperhatikan dan mendidik anak-anak kita dengan baik. Amsal 29:17 berkata, "Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu." Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena engkau mengingatkanku untuk lebih memerhatikan anak-anakku. Berilah hikmat kepadaku untuk mendidik mereka, sehingga mereka kelak bisa menjadi pribadi-pribadi yang dapat Engkau banggakan dan memberkati banyak orang. Amin. (Dod).