Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Senin, 19 September 2022

Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." (Matius 19:14)

Renungan:

    Beberapa bulan lalu ada murid kelas 1 SD di tempat saya mengajar, kita sebut saja Ani, setiap pagi susah untuk masuk ke dalam kelas. Karena diantar mamanya, maka dia tidak mau lepas dari mamanya, sampai ada guru yang harus membujuknya dengan sangat hati-hati sampai dia mau masuk. Hal ini berlangsung selama beberapa minggu. Setelah itu Ani pada akhirnya berani masuk kelas tanpa ditemani mamanya, temannya atau gurunya. Begitu masuk lapangan Ani jalan sendiri, cek suhu, cuci tangan dan masuk ke kelas dengan jalan penuh semangat. Seminggu lalu, ada seorang teman sekelasnya yang tiba-tiba ngambek untuk masuk kelas. Begitu sampai di depan gerbang, dia memegang tangan mamanya dan tidak mau masuk. Setelah dibujuk gurunya baru masuk. Hal ini berlangsung sampai beberapa hari. Sampai pada akhirnya hari Kamis lalu, ketika anak ini ngambek tidak mau masuk kelas, Ani bersama beberapa temannya membujuknya dan menggandengnya sampai masuk ke dalam kelas. Ketika saya melihat mereka, saya tersenyum sendiri, karena akhirnya Ani menjadi penolong bagi temannya.

   Mengapa dalam bacaan di atas Tuhan mengaitkan Kerajaan Sorga dengan anak-anak? Dan mengapa anak-anak terkesan mendapat tempat istimewa di dalam Kerajaan-Nya? Alkitab mencatat bagaimana senangnya Tuhan Yesus pada anak-anak. Saat murid-murid-Nya menganggap anak-anak kurang penting, Tuhan Yesus justru menganggap anak-anak penting, bahkan sangat penting. Itu bukan karena secara fisik anak-anak terlihat lucu dan menggemaskan, tetapi lebih daripada itu karena mereka sederhana dan polos. Nah, Tuhan Yesus senang pada kesederhanaan dan kepolosan anak-anak. 

    Ada dua hal yang bisa kita pelajari dari anak-anak. Pertama, cepat berdamai. Perihal berdamai, anak-anak memang layak dijadikan teladan. Anak-anak tidak mengenal dendam. Mungkin mereka dengan cepat mengekspresikan kemarahan mereka sebagai tanda ketidaksetujuan akan suatu hal. Namun, bisa dipastikan bahwa mereka pun akan dengan cepat mengucapkan kata maaf dan  berdamai. Dan ini sangat berbeda dengan orang dewasa yang terlalu gengsi untuk meminta maaf.

Kedua, berkata apa adanya. Anak-anak tidak pernah memilah kata-kata yang hendak keluar dari mulutnya. Apapun perkataan yang keluar dari mulut anak-anak selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. 

    Inilah dua hal yang bisa ditemukan dalam diri anak-anak, mungkin masih banyak lagi. Maka, tidaklah heran jika Tuhan menjadikan anak-anak sebagai role model untuk kita pribadi dewasa. Mari, belajarlah lebih banyak hal baik dari anak-anak, karena sikap seperti itulah yang disenangi Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk meneladani hal-hal yang baik dari anak-anak. Amin. (Dod).