Kencan Dengan Tuhan - Senin, 20 November 2023
Bacaan:
Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia. (Kisah Para Rasul 7:60)
Renungan:
Nelson Mandela adalah seorang pejuang persamaan hak warga kulit hitam di Afrika Selatan yang diperlakukan secara brutal selama 20 tahun di dalam penjara. Pada akhirnya ia bisa mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian serta menjadi presiden Afrika Selatan yang dikenal di seluruh dunia. Sekalipun Mandela diperlakukan secara kejam oleh para penguasa pada saat itu, ia tidak pernah menaruh dendam kepada mereka. Ia tidak berusaha membalas perbuatan mereka, sekalipun ada kesempatan untuk itu, yaitu ketika ia menjabat sebagai pemimpin tertinggi di Afrika Selatan. Sebaliknya, ia mengampuni orang- orang yang melakukan kejahatan kepadanya dan mengadakan rekonsiliasi dengan mereka. Nelson Mandela jelas adalah seorang pengampun.
Konon, kebesaran jiwa seseorang dapat terlihat dari cara ia memperlakukan orang- orang yang telah menyakitinya. Apakah ia dapat mengampuni musuh-musuhnya ataukah ia berusaha membalas dendam kepada mereka. Hal ini berlaku untuk semua orang, apakah ia seorang pegikut Yesus atau bukan. Orang yang berjiwa besar tentu adalah orang yang bisa mengampuni orang-orang yang telah berbuat jahat kepadanya. Demikian juga dalam konteks pengikut Yesus, kedewasaan rohani seseorang terlihat dari caranya memperlakukan musuh-musuhnya. Ia akan tergolong orang yang dewasa rohani manakala ia bisa mengampuni orang-orang yang telah menyakitinya. Orang seperti ini bisa mengampuni orang lain karena ia sadar bahwa Tuhan sendiri telah terlebih dahulu mengampuni dosa-dosanya.
Stefanus adalah contoh orang yang berjiwa besar dan yang punya kedewasaan rohani. Ketika Stefanus akan meninggal, ia masih sempat berdoa untuk orang-orang Yahudi yang melemparinya dengan batu. Stefanus tidak benci kepada mereka, dan dia tidak berdoa agar Tuhan menghukum mereka. Tetapi ia berdoa agar Tuhan mengampuni perbuatan mereka tersebut, sementara mereka terus melemparinya dengan batu! Hal seperti inilah yang dahulu dilakukan oleh Tuhan Yesus, yaitu ketika la meminta pengampunan bagi orang-orang yang menyalibkan-Nya.
Saat kita diperlakukan buruk dan tidak adil oleh orang lain, jangan ditanggapi. Sebaliknya, belajarlah untuk memaafkan mereka dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni orang yang berbuat jahat kepada kita dan mendoakan mereka, seperti yang pernah Dia sendiri lakukan. Memang memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita bukanlah hal yang mudah. Itu sebabnya kita perlu memohon kekuatan dari Tuhan agar kita bisa mengampuni orang tersebut. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mengampuni mereka yang telah menyakitiku, agar sukacitaku kembali penuh di hatiku. Amin. (Dod).