Listen

Description

"Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." (Matius 25:29) 

Renungan: 

   Suatu kali Tuan Michael Costa, seorang konduktor yang terkenal, sedang mengadakan suatu pertunjukan. Saat kor sedang menyanyi dengan iringan ratusan alat musik, seorang pemain piccolo (seruling kecil), berhenti bermain karena mengira bahwa peranannya tidak akan memberi pengaruh di tengah musik seagung itu. Tiba-tiba Tuan Costa berhenti lalu berteriak, "Mana piccolonya?" Ternyata suara alat musik kecil itu pun dibutuhkan serta penting untuk harmoni. Dan menariknya, telinga sang konduktor itu pun tidak melupakannya. 

   Jika pertunjukan tersebut diibaratkan dengan kehidupan, seringkali kita berpikir seperti pemain piccolo tersebut. Kita berpikir bahwa kita tidak bisa memberi dampak apa-apa dalam kehidupan ini, baik bagi dunia yang luas, lingkungan, atau bahkan bagi keluarga kita sendiri. Pemikiran seperti inilah yang justru menjebak kita. Akibatnya kita enggan untuk menggunakan bahkan mengembangkan talenta yang telah ada. Ingat, Tuhan kita memiliki telinga yang lebih tajam daripada telinga konduktor tersebut. Tuhan tahu, jika ada anak-anak-Nya yang tidak menggunakan talentanya. Padahal dengan talenta itulah hidup kita bisa berdampak bagi dunia ini. 

   Daud telah menjadi teladan bagi kita. Ia adalah anak muda yang belajar setia dan bertanggung jawab, dimulai dengan apa yang ada dalam dirinya. Dia adalah seorang gembala dari beberapa ekor kambing domba ayahnya. Daud terbiasa menggunakan senjata pengumbannya. Alat yang kelihatannya sederhana itu ternyata tidak mudah untuk menggunakannya. Dengan seringnya menggunakan maka seseorang dengan sendirinya menjadi terlatih. Daud pun juga demikian. Dia menjadi ahli pengumpan oleh karena sudah terbiasa menggunakannya saat menggembalakan kambing domba ayahnya. Siapa yang menyangka, bahwa pada akhirnya keahliannya itu memberi dampak besar bagi bangsanya, di kala ia menjadi pemenang di dalam peperangan melawan Goliat. Sayangnya seringkali kita tidak meneladani Daud, Tetapi malah melakukan seperti yang dilakukan oleh orang yang menerima satu talenta dalam perumpamaan tentang talenta. Kita menyembunyikan talenta yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Yang lebih parah lagi kita berkata, "Mengapa orang lain diberi banyak talenta, sementara saya hanya sedikit? Tuhan tidak adil! Mengapa juga saya harus mengembangkan talenta ini?" Sebenarnya penekannya di sini bukan masalah sedikit atau banyak talenta yang dipercayakan Tuhan kepada kita tetapi masalahnya adalah apakah kita mau mengembangkannya? Untuk itu, marilah kita kembangkan dan gunakan talenta kita. Dengan berbuat dengan demikian bukan saja Tuhan senang, tetapi kita bisa berdampak positif bagi lingkungan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, mampukan aku menggunakan talentaku semaksimal mungkin, sehingga aku bisa membawa dampak positif bagi lingkungan di mana aku berada. Amin. (Dod).