"Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (Yohanes 1:12-13)
Renungan:
Tidak banyak orang mengetahui bahwa Calvin Coolidge, Presiden Amerika serikat, tidak selalu tinggal di Gedung Putih. Ketika masih menjadi wakil presiden, ia tinggal di lantai 3 suite dekat Willard Hotel, sampai awal terpilihnya dia menjadi presiden. Pernah di suatu malam Coolidge terbangun. Rupanya ada pencuri masuk ke kamarnya dan sedang menggeledah barang berharga miliknya. Dia melihat pencuri mengambil dompet lalu melepaskan rantai jam tangan. Coolidge berbicara dalam kegelapan, mengenai jam itu, "Saya harap anda jangan mengambilnya." Pencuri yang saat itu terkejut lalu bertanya, "Kenapa?" "Saya tidak mempermasalahkan jamnya, tetapi ada kenangan indah mengenai jam itu. Kenangan itu sangat berarti bagi saya. Bawalah jam itu ke dekat jendela agar kau bisa melihat apa yang ada di baliknya," kata Coolidge. Pencuri itu pun membaca sebuah tulisan di balik jam tersebut, "Diberikan kepada Calvin Coolidge, Ketua DPR oleh Pengadilan Umum Massachusetts." Kini pencuri itu lebih terkejut lagi. "Apakah anda Presiden Coolidge?' tanyanya. Dia sama sekali tidak mengira akan menemukan seorang presiden tidur di hotel. "Ya, benar, dan saya tidak ingin engkau mengambil itu. Mengapa engkau melakukan ini, Nak?" tanya Coolidge. Pria muda itu menjelaskan bahwa ia dan seorang teman datang ke Washington selama libur kuliah. Mereka kehabisan uang dan tidak bisa membayar tagihan hotel serta membayar ongkos kereta api untuk kembali. "Jika anda tidak keberatan saya akan mengambil dompet anda," kata pemuda itu. Coolidge tidak keberatan. Ia tahu bahwa ia memiliki sekitar $ 80 di dompetnya. b
"Berapa tagihan hotel dan ongkos yang kau dan temanmu butuhkan? Duduklah dan mari kita bicarakan ini," kata Coolidge sambil menghitung tarif kamar dan harga 2 tiket kereta api. Semuanya $ 32. "Saya akan memberimu $ 32 sebagai pinjaman dan saya berharap engkau akan mengembalikannya," kata Presiden Coolidge, lalu menasihatinya untuk melewati jendela yang sama ketika ia masuk ruangan, untuk menghindari dinas rahasia yang bertugas. Pemuda itu pergi dengan sebuah nasihat dari Coolidge, "Nak, kau anak yang baik. Engkau lebih baik daripada yang kau lakukan. Ingatlah itu, karena kau mulai memilih jalan yang salah." Menjelang kematian Presiden Coolidge pada tahun 1957, kisah ini diizinkan untuk beredar. Pertama kali diterbitkan dalam "Los Angeles Times." Dan yang paling menarik dari semuanya, ternyata pemuda itu telah mengembalikan semua uang yang dipinjamkan presiden padanya. Ia membuktikan kata-kata presiden bahwa ia lebih baik daripada yang pernah ia lakukan.
Jika kita menyadari kelebihan dan keistimewaan kita sebagai anak Allah, maka kita tidak akan melakukan tindakan yang mencemarkan dan memalukan. Setiap kali kita tergoda untuk melakukan tindakan yang tidak patut sebagai anak-anak Allah, ingatlah siapa kita. Di dalam diri kita ada benih-benih ilahi yang seharusnya melahirkan tindakan yang mulia. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku bangga menjadi anak-Mu. Berikanlah kemampuan kepadaku untuk hidup dalam kebenaran dan bertindak sebagaimana layaknya aku menjadi anak-Mu. Amin. (Dod).