"Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?" Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah." (Kejadian 4:9-10)
Renungan:
Seseorang berkata, "Seorang kakak kadang suka memosisikan dirinya sebagai bos, tetapi dalam masa-masa sulit, dia akan membela saudaranya yang lebih muda, berapapun harga yang harus ditanggung. Di dalam diri seorang kakak, kita bisa melihat gambar seorang ayah. Siapapun saudara kita, kita tidak punya pilihan. Kita hanya harus menerimanya dengan bangga dan sukacita. Seorang saudara akan mendengarkan masalah kita dan memberi nasihat yang baik. Seorang saudara dapat membawa sukacita bagi keluarga, pelukan yang baik, tertawa dan menyenangkan." Itulah The Good Brother! Tidak demikian dengan kain. Kain bukan The Good Brother tetapi The Bad Brother.
Beberapa hal berikut membuktikan bahwa kain adalah The Bad Brother.
1. Kain iri hati kepada saudaranya sendiri. Kain dan persembahannya memang tidak diperkenan Tuhan, tetapi bukan berarti ini bisa dijadikan alasan yang layak untuk dia iri hati kepada Habel. Bukankah tanggung jawab ada di masing-masing pribadi? Seharusnya kain introspeksi diri dan sebagai saudara, seharusnya dia tetap bersyukur karena Habel dan persembahannya diperkenan Tuhan, bukannya iri hati. Orang yang iri hati dengan keberhasilan saudaranya adalah seorang saudara yang buruk.
2. Kain merasa bukan seorang penjaga saudara mudanya. Dengan lantang kain berkata, "Apakah aku penjaga adikku?" Penjaga bisa dimengerti seperti seorang bodyguard, yang juga bisa dimengerti sebagai seorang pengawas. Kalaupun tidak bertindak seperti seorang bodyguard, jawaban kain tersebut tetap salah, karena dia menyangkal bahwa dirinya adalah orang yang seharusnya mengawasi adiknya. Artinya dia tidak bertindak sebagai pengganti ayahnya, terutama ketika mereka berada jauh dari rumah. Masakan dia sama sekali tidak tahu keberadaan Habel adiknya? Jawaban kain menunjukkan bahwa dia adalah seorang The Bad Brother yaitu tidak ada kepedulian sama sekali kepada saudaranya.
3. Kain membunuh adiknya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa inilah wujud nyata seorang The Bad Brother. Lebih parah lagi, pembunuhan ini sudah direncanakan yang disertai dengan tipu muslihat. Pasti Habel tidak menyangka kalau kakaknya merencanakan sesuatu yang jahat. Kita bisa bayangkan betapa tenang dan tulusnya hati Habel ketika kain mengajaknya pergi ke padang. Sungguh pembunuhan keji, pembunuhan tingkat satu.
Tidak jarang hubungan antar saudara diselingi dengan perselisihan atau pertengkaran. Sekalipun begitu, tetaplah menjadi seorang The Good Brother. Jauhkanlah iri hati, dendam, rencana jahat dan tipu muslihat terhadap saudara kita. Sebab tanpa curiga dia hidup bersama dengan kita. Jangan menjadi The Bad Brother, karena Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari kita atas kepercayaan yang Dia berikan untuk menjaga saudara kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur untuk keberadaan saudaraku. Mampukan aku untuk terus bersikap benar kepadanya, sehingga dia merasa nyaman hidup bersamaku. Amin. (Dod).