Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Senin, 28 November 2022

"Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?" (Bilangan 11:4)

Renungan:

    Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir adalah Tuhan yang penuh kuasa dan penyedia segala sesuatu. Selain memberikan perlindungan tiang api di malam hari dan tiang awan di siang hari, sewaktu di padang gurun menuju tanah perjanjian, Tuhan juga menyediakan makanan bagi mereka. Makanan yang diberikan Tuhan adalah roti yang disebut "manna" oleh bangsa Israel. Manna tersebut berwarna putih mirip ketumbar dan rasanya seperti kue madu. Roti ini diturunkan Tuhan dari langit dan yang mengherankan sebegitu banyaknya roti yang jatuh dari langit, sehingga dapat mengenyangkan seluruh bangsa Israel. Di sinilah bukti kedahsyatan dan pemeliharaan Tuhan secara nyata. Rupanya berkat manna yang diberikan Tuhan kepada mereka tidak cukup memuaskan, sebab di antara mereka ada orang-orang bajingan yang dikuasai oleh nafsu rakus. Berkat jasmani yang mereka peroleh dari Tuhan dianggap tidak sebanding dengan apa yang pernah mereka dapatkan di Mesir. Orang-orang yang kemasukan nafsu rakus ini tidak puas dengan manna yang Tuhan berikan, mereka meminta daging. Sebenarnya permintaan mereka untuk mendapat daging tidaklah salah dan Tuhan pasti akan menyediakannya. Tetapi persoalannya adalah mereka menangis, dimana tangisan mereka berisi gerutu, penyesalan, tidak mensyukuri berkat Tuhan dan mungkin saja mereka beranggapan bahwa Tuhan akan menyengsarakan mereka. Provokasi para bajingan yang kemasukan nafsu rakus begitu kuat memengaruhi bangsa Israel, sehingga Tuhan menjadi murka. 

    Tuhan tetap menyediakan daging untuk mereka dan meringankan tanggung jawab Musa dengan mengangkat 70 tua-tua untuk bersama-sama memikul tanggung jawab atas bangsa tersebut. Kuasa Tuhan begitu dahsyat, sehingga mampu menyediakan daging yang bisa dikonsumsi seluruh bangsa Israel. Bangsa yang jumlahnya tidak sedikit. Peristiwa ini terjadi secara spektakuler, burung-burung puyuh dibawa oleh angin dan dihamburkan di sekitar perkemahan begitu banyaknya, bahkan tinggi tumpukan burung-burung puyuh yang berjatuhan kira-kira 2 hasta dari atas bumi. Berkat Tuhan melimpah namun rupanya bangsa tersebut sangat rakus. Buktinya setiap orang sedikitnya mengumpulkan 10 homer. Kerakusanlah yang membuat Tuhan murka dengan mendatangkan tulah terhadap mereka. Tempat itu disebut Kibrot-Taawa, tempat orang-orang rakus dikuburkan.l (Bil 11:33). 

    Belajar dari peristiwa Kibrot-Taawa ini, hendaknya kita tidak menjadi orang-orang yang rakus, bukan saja dalam hal makanan, tapi juga dalam pekerjaan, pelayanan, jabatan, bahkan dalam segala aspek kehidupan kita. Kuasailah diri kita sedemikian rupa agar tidak menjadi rakus harta, jabatan, makanan dan lain-lain.  Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk bisa menguasai diri dan terlalu bersyukur atas berkat-Mu. Aku mau mencukupkan diri dengan berkat yang ada. Amin. (Dod).