Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Senin, 2 Oktober 2023

Bacaan:

Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.

Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." (2 Samuel 12:22-23)

Renungan:

Nabi Natan datang menegur kejahatan Daud yang mengambil Batsyeba dari Uria. Ia memberitahukan kepada Daud bahwa anak yang dikandung oleh Batsyeba akan mati. Lalu ketika anak itu sakit keras, Daud mengurung dirinya dan memohon belas kasihan Tuhan dengan berpuasa dan berbaring semalam-malaman di lantai. Para tua-tua kerajaan meminta Daud untuk bangun dan makan. Namun tidak dihiraukannya. Lalu setelah 7 hari, matilah anak itu. Bangunlah Daud, mengganti pakaiannya, dan duduk makan. Sikap Daud ini membingungkan para pegawainya karena selama anak itu masih hidup, Daud mengurung dirinya, dan menangis. Dan setelah anak itu mati, ia berhenti menangis, bangun, dan duduk makan. Lalu, Daud menjelaskan, "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku, siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup."

Kata kunci dari pemikiran Daud ini terletak pada kalimat, "Siapa tahu Tuhan mengasihani aku." Dengan kata lain, Daud berusaha mengubah keputusan Tuhan dengan kesungguhannya berdoa dan berpuasa. Demikianlah, selama masih ada waktu, kesempatan, dan harapan yang tersisa, ia akan terus berjuang dalam doa sampai titik terakhir. Akhir dari kisah ini, doa Daud tidak mengubah keadaan. Anaknya tetap mati. Namun, kesungguhannya berdoa membuat Tuhan menganugerahkan seorang anak, pengganti anaknya yang mati, maka lahirlah Salomo. Dan dikatakan, "Tuhan mengasihi anak ini."

Daud mengajarkan kita untuk memiliki mental seorang pejuang yang berjuang sampai titik darah penghabisan. Artinya, kita tidak dikalahkan oleh keadaan, namun kita mengubahnya dengan jeritan yang membawa kuasa Tuhan turun atas kita. Percayalah, doa selalu membawa sesuatu yang baik turun dari Surga ke atas kita, karena setiap tetes air mata kita bagaikan permata yang memperindah Kerajaan Sorga, permata yang menyenangkan hati Tuhan, dan ketika la disenangkan maka kemuliaan Tuhan turun atas kita. Ingatlah pernyataan ini, "Masa depan kita di dalam Tuhan terletak pada kekuatan lutut kita bertelut. Andai apa yang kita pergumulkan tidak dijawab pada saat ini, maka bisa jadi akan dijawab di kemudian hari, atau akan ada jawaban lain yang sepadan dengan nilai jawaban yang kita harapkan. Oleh sebab itu, jadilah "pejuang yang tangguh di dalam Kristus". Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus sebagaimana Engkau tidak bosan mendengar doaku, aku pun tidak akan bosan untuk memanjatkan doaku, sampai Engkau menjawabnya. Amin. (Dod).