Listen

Description

Kencan  Dengan Tuhan - Senin, 5 Desember 2022

Bacaan: 

"Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain." (Galatia 6:4) 

Renungan:

    Suatu ketika seorang pemuda bersama dengan tiga orang sahabatnya berjalan-jalan di Jogjakarta. Setelah seharian berkeliling pasar Bringharjo dan juga Malioboro, dengan tubuh yang letih dan belanjaan yang lumayan banyak mereka masuk ke sebuah warung makan tenda di Jln. Malioboro. Sedang asyik mereka makan, tiba-tiba datang dua orang yang membawa peralatan untuk melukis, beserta sebuah lukisan yang sudah jadi. "Mas mau dilukis tidak? Hasilnya bagus, persis aslinya," kata salah seorang pelukis tersebut. Karena pemuda tersebut menyukai karya seni seperti lukisan, maka ia pun melakukan tawar-menawar. Harga yang diberikan pelukis itu cukup mahal untuk ukuran mahasiswa seperti si pemuda tersebut  "Nggak jadi mas, uang saya tidak cukup," jawab pemuda tersebut. Kedua pelukis itu pun beranjak mendekati pria bertampang bos yang duduk makan di depan mereka. Hanya butuh waktu sekitar 1 menit, pria itu langsung setuju untuk dilukis. Mulailah sang pelukis menggoreskan kuasnya ke atas kanvas. Pemuda tersebut memperhatikan goresan demi goresan, tangan si pelukis begitu lincah melakukannya. Setiap goresan memiliki arti, mulanya hanya nampak sebagai goresan-goresan biasa dan belum menunjukkan bentuk apa-apa. Pemuda tersebut berkata kepada teman-temannya agar makannya tidak usah terburu-buru karena ia ingin sekali melihat hasil akhir dari lukisan tersebut. Berkali-kali pemuda tersebut memandang wajah bapak yang sedang dilukis kemudian memandang ke kanvas untuk mencari tahu apakah benar lukisan itu bisa sama dengan wajah aslinya. Setelah selesai, dengan bangga pelukis itu memamerkan lukisannya yang indah dan bapak yang dilukispun tersenyum puas.

    Sesungguhnya hidup ini bagaikan sebuah kanvas yang bisa diisi dengan gambar apa saja. Tuhan memberi kita kehidupan serta kehendak bebas untuk mengisi kehidupan tersebut. Apakah kita akan melukis sesuatu yang indah atau hanya goresan-goresan tanpa arti yang tidak memiliki nilai. Di akhir kehidupan kita nanti, masing-masing orang akan seperti pelukis yang memegang hasil lukisan di tangannya. Mereka yang sudah menjalani kehidupan ini dengan benar, akan bangga serta berkata kepada Tuhan, "Tuhan saya mempersembahkan kepada-Mu, apa yang sudah saya lakukan." Sementara mereka yang mengisi hidupnya dengan hal-hal yang buruk akan tertunduk malu dan takut serta berkata, "Ampuni saya, saya tidak berani memandang-Mu karena banyak kejahatan yang saya buat." Tuhan Yesus memberkati.

Doa: 

Tuhan Yesus, pimpinlah aku agar selama hidup di dunia ini aku menghasilkan sesuatu yang berguna dan menyenangkan hati-Mu. Amin. (Dod).