Listen

Description

Kencan Dengan Tuhan - Senin, 9 Desember 2024

Bacaan:

"Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." (Mazmur 20:7)

Renungan:

Kesuksesan menjadi salah satu tujuan hidup setiap manusia. Adalah pandangan yang umum bila kesuksesan seseorang diukur berdasarkan banyaknya uang dan aset kekayaan yang dimiliki, tingkat popularitas, pendidikan yang tinggi, ataupun karier yang mapan. Namun benarkah semua itu adalah kesuksesan yang sesungguhnya?

Menarik bila kita melihat kisah tentang Raja Saul di dalam 1 Samuel 15. Dengan mengalahkan orang Amalek, Saul tentu dianggap sebagai raja yang sukses oleh rakyatnya. Namun sayang, tidak demikian Tuhan memandangnya. Mungkin rakyat bersorak-sorai atas kemenangan yang diraih oleh Saul, tetapi Tuhan justru menyampaikan kekecewaan hati-Nya kepada Saul. Melalui Samuel, Tuhan mengatakan bahwa la menyesal telah menjadikan Saul seorang raja. Itu terjadi karena Saul tidak melaksanakan perintah Tuhan secara utuh, di mana Tuhan memerintahkannya untuk menumpas habis seluruh orang Amalek beserta segala kepunyaan mereka, sementara yang Saul lakukan justru membiarkan Agag, raja orang Amalek, tetap hidup, beserta pula dengan kambing domba dan lembu terbaik. Sebuah kemenangan yang dianggap sebagai prestasi nyatanya adalah sebuah kegagalan di mata Tuhan. Jika seseorang sukses menurut pandangan manusia, tetapi tidak sukses di hadapan Tuhan, maka kesuksesan itu semu. Terbukti setelah itu Tuhan tidak lagi menganggap Saul sebagai raja, hati rakyatnya pun menjauh darinya. Berbeda jika Tuhan yang memandangnya sebagai kesuksesan. Bahkan bila ribuan orang memprediksikan kegagalan, Tuhan akan mengubah prediksi tersebut menjadi prestasi yang membanggakan dan gilang gemilang, seperti yang dilakukan Tuhan terhadap Daud. Di saat banyak orang merasa yakin Daud akan gagal mengalahkan raksasa orang Filistin, Tuhan justru memberikan kesuksesan kepada Daud.

Jadi kesuksesan yang sejati bukanlah terletak pada penilaian manusia, melainkan pada perkenanan Tuhan. Tidak peduli sehebat apa kita di mata dunia, bila kita gagal di mata Tuhan, maka sia-sialah semuanya itu. Mungkin saat ini di pemandangan orang, kita adalah pebisnis yang sukses, seorang pemimpin yang cakap dan mapan, seorang karyawan yang rajin, seorang mahasiswa yang berprestasi, bahkan di dalam pekerjaan Tuhan, dengan pelayanan yang kita lakukan, orang lain menganggap kualitas hidup rohani kita baik. Namun di balik semua predikat itu, apakah cara yang kita lakukan untuk memperolehnya sudah berkenan di hadapan Tuhan? Mari selidiki hati kita. Karena kesuksesan seperti apa yang kita capai, hanya hati kitalah yang mengetahuinya. Bila kesuksesan yang kita raih saat ini tidak berkenan di hadapan Tuhan, maka mintalah pengampunan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, aku mohon ampun, karena untuk memperoleh kesuksesan saat ini, aku pernah menggunakan cara-cara yang salah dan tidak berkenan di hadapan-Mu. Amin. (Dod).