Listen

Description

"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian."(Kolose 3:13)

Renungan:

  Di sebuah ruang pengadilan duduk seorang wanita berusia sekitar 70 tahun dan di wajahnya tergambar goresan penderitaan dan kesedihan yang dialaminya selama bertahun-tahun. Sementara di kursi terdakwa duduk Van der Broek, pria berdarah dingin yang telah menbunuh anak laki-laki dan suaminya. Kekejaman pria itu kembali bermain di pikirannya. Beberapa tahun yang lalu Van der Broek datang ke rumahnya. Dengan paksa ia mengambil anak laki-lakinya, kemudian menembak dan membakarnya. Beberapa tahun kemudian Van der Broek kembali untuk menculik suaminya. Wanita itu hidup dalam ketidak pastian, apakah suaminya masih hidup atau sudah tewas terbunuh. Dua tahun kemudian penculik itu kembali dan mengajaknya ke tepi sebuah sungai. Di sana ia melihat suaminya diikat, disiksa dan berdiri di tumpukan kayu kering yang sudah disiram bensin. Api yang berkobar pun memisahkan mereka dengan diiringi tangis dan air mata yang seolah tidak mau berhenti. Teriakan suaminya, "Bapa, ampunilah mereka," masih terngiang di telinganya.

  Akhirnya polisi berhasil menangkap Van der Broek. Di pengadilan ia terbukti bersalah dan harus menerima hukuman sesuai dengan keputusan hakim. Sebelum memutuskan hukumannya, hakim bertanya, "Nyonya, menurut anda apa yang harus dilakukan pengadilan terhadap orang yang secara brutal telah menghabisi keluarga anda?" Wanita negro yang renta itu perlahan bangkit berdiri kemudian berkata, "Yang mulia, saya menginginkan tiga hal. Pertama, saya ingin ia dibawa ke pinggir sungai di mana suami saya terbunuh. Saya akan mengumpulkan debunya dan menguburkannya secara terhormat. Yang kedua saya ingin Van der Broek menjadi anak saya. Saya ingin dia datang dua kali sebulan  ke tempat saya dan melewatkan waktu sehari bersama saya sehingga saya dapat mencurahkan kasih sayang saya kepadanya. Dan yang ketiga, saya ingin Van der Broek tahu bahwa saya telah mengampuninya, karena Yesus mati untuk mengampuninya dan alasan lainnya karena permintaan terakhir suami saya. Yang Mulia, bolehkah saya meminta seseorang membantu saya maju ke depan untuk memeluk Van der Broek sebagai bukti bahwa saya benar-benar telah mengampuninya?" Hakim tidak tahu harus berkata apa selain menganggukkan kepalanya tanda setuju. Kemudian seorang petugas menuntun wanita itu berjalan ke hadapan Van der Broek. Semua orang dalam ruangan itu terharu, termasuk Van der Broek yang jatuh pingsan saat akan dipeluk wanita berhati emas itu. 

  Pengampunan menjadi kesaksian yang nyata bagi dunia bahwa kita mewarisi kemuliaan hati Kristus. Mengampuni adalah kesempatan emas bagi kita. Saat pengampunan dilepaskan, beban berat kita lenyap seketika kemudian digantikan oleh sukacita dan sorak kemenangan. Di sisi yang lain, pengampunan akan meluluhkan kekerasan hati dari orang yang memusuhi kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, saat ini aku mau mengampuni seseorang yaitu ... Ia selama ini telah melukai hatiku dengan sikap dan perkataanya. Kini bebaskan aku dari rasa dendam itu. Dan dalam nama Yesus aku melepaskan pengampunan untuknya. Amin. (Dod).