"Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu." (Yohanes 12:3)
Renungan:
Beberapa tahun lalu saat libur lebaran, saya bersama teman-teman pergi ke Bali mengendarai mobil. Kami menggunakan dua mobil. Perjalanan begitu menyenangkan dan rasa kebersamaan kami begitu erat. Ketika singgah di daerah-daerah tertentu kami menikmati makanan khas daerah tersebut. Perjalanan yang panjang terasa tidak melelahkan karena kami jalani dengan penuh sukacita. Di Bali pun kami makan dengan mengeluarkan uang yang tidak sedikit, tapi kami tetap menikmatinya. Demi perjalanan ke Bali tersebut kami rela menabung secara khusus pada bulan-bulan sebelumnya.
Maria menganggap perjumpaannya dengan Yesus adalah hal istimewa. Maka ia rela memberikan minyak narwastu yang harganya sangat mahal hanya untuk meminyaki kaki Yesus. Bayangkan saja, harga minyak narwastu itu 300 dinar. Satu dinar sama dengan upah pekerja satu hari. Berarti harga minyak narwastu itu sebanding dengan jerih payah orang bekerja selama setahun. Sebuah tindakan luar biasa sekaligus mengejutkan. Meski demikian kita bisa memahami tindakan Maria itu karena kasihnya kepada Yesus. Tidak ada pengorbanan yang terlalu mahal untuk seseorang yang dianggap penting dan istimewa.
Kita berani bayar harga semahal apapun untuk sesuatu yang penting dan istimewa di mata kita. Untuk alasan yang sama, kita berani melakukan apapun demi orang yang kita kasihi. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan. Jika Tuhan menjadi sosok yang istimewa di mata kita, maka kita berani melakukan apapun demi menyenangkan Tuhan. Jika Tuhan menjadi Pribadi yang istimewa bagi kita, maka kita bisa memahami tindakan Maria. Kita tidak akan menganggap hal itu sebagai pemborosan, tetapi kita melihatnya sebagai ekspresi kasih. Sebaliknya, jika Tuhan bukan sesuatu yang penting dan istimewa bagi kita, maka cara pandang kita akan sama seperti Yudas yang melihat hal itu sebagai pemborosan. Seberapa penting dan seberapa istimewa Tuhan dalam hidup kita? Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku sering perhitungan dengan-Mu dalam hal ibadah, doa dan perbuatan baik. Sebaliknya aku sungguh boros dan rela mengorbankan segala sesuatu untuk hal yang bersifat duniawi. Kini aku sadar, bahwa tanpa-Mu aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mampukan aku, agar aku dapat menjadikan-Mu sebagai yang nomor satu dalam hidupku. Amin. (Dod).