"Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." (1 Kor 15:21-22)
Renungan:
Suatu hari seorang pemuda bertanya kepada gurunya, "Saya takut mati. Bagaimana saya bisa menyingkirkan rasa takut ini, Guru?" Gurunya berkata, "Ketika kamu meminjam uang, apakah kamu takut mengembalikan uang itu?" "Tentu saja tidak. Tapi apa hubungannya dengan ketakutan saya ini, Guru?" tanya si pemuda lagi. Gurunya pun menjawab, "Tubuh ini hanyalah sesuatu yang kita pinjam dari Tuhan. Kita dibentuk oleh-Nya dari debu tanah, tempat di mana kita tinggal dan berjalan, agar kita bisa terus menerus mengingat bahwa kita ini sedang menyewa." Kemudian Guru itu pun mengambil sedikit tanah di tangannya, lalu ia melemparkannya ke atas. Setelah tanah itu jatuh kembali ke tanah, ia pun melanjutkan perkataannya, "Tidak peduli seberapa tinggi kita naik, kita akan tetap kembali ke tanah. Karena itu, berhentilah menjadi tuan atas tubuhmu. Hadapilah kenyataan bahwa kamu hanyalah seorang penyewa. Dan ingatlah bahwa masa sewa itu bisa berakhir kapan saja tergantung pemilik sewanya. Jadi apa gunanya kita takut mati?"
Sebagai pengikut Yesus, sudah seharusnya kematian menjadi suatu keuntungan, karena membawa kita kepada Bapa, sumber dan puncak kebahagiaan kita yang sejati, yang akhirnya kita jumpai secara langsung dan hidup bersama-Nya selamanya. Jika kita memahami hal ini, maka pasti kita akan lebih bijaksana dalam menjalani hidup. Kita akan menggunakan waktu yang ada untuk semakin mengenal, mengasihi dan memuliakan Tuhan. Kita pun akan berusaha menjauhkan diri dari dosa daripada khawatir dengan kematian. Karena Roh Kudus pasti memberikan kita pengertian bahwa memegang janji keselamatan dan kehidupan kekal saja tidaklah cukup. Kita perlu hidup secara layak, yang berarti mulia dan terhormat sebagai warga Kerajaan Sorga, sekalipun kita masih hidup di dunia ini.
Jadi, bagaimana pandangan kita tentang kematian? Sudahkah kita siap menghadapinya? Mari kita setia dalam iman, pengharapan dan kasih sehingga kita tidak takut pada kematian. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena telah memberiku jaminan hidup kekal di dalam nama-Mu, sehingga aku tidak takut pada kematian. Amin. (Dod).