TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18)
Renungan:
Suatu ketika ada seorang murid perempuan yang sudah menikah menghubungi saya untuk minta didoakan. Ia sedang mengalami masalah dengan suaminya. Suaminya keras hati, sehingga seringkali kata-katanya memojokkan istrinya dan hal ini membuat istrinya tertekan. Padahal usia pernikahan mereka baru berjalan beberapa tahun. Ia begitu sedih, kecewa dan marah dan mulai mempertanyakan apakah suaminya itu jodoh yang dikehendaki Tuhan atau bukan? Hal itu membuat dirinya ingin pisah dengan suaminya.
Penolong yang sepadan adalah istilah yang sangat akrab di telinga para pengikut Yesus. Namun banyak orang yang tidak mengerti dengan benar arti penolong yang sepadan itu, sehingga terkadang tindakannya salah, baik perempuan maupun laki-laki. Ketika belum ada penolong yang sepadan bagi laki-laki, Allah berfirman bahwa tidak baik kalau laki-laki sendirian. Itu artinya ketika Allah memberikan penolong yang sepadan bagi laki-laki, maka keadaannya akan lebih menguntungkan. Jika seorang istri tidak menyadari bahwa dirinya adalah penolong yang sepadan bagi suami, maka ia akan diam di rumah karena minder atau sebaliknya malah ia akan bertindak berlebihan sehingga istilah suami-suami takut istri menjadi nyata dalam hidup ini.
Betapa banyak perempuan menggugat cerai suaminya, demikian pula tidak sedikit suami yang meninggalkan dan menceraikan istrinya. Keduanya sama-sama tidak menyadari bahwa posisi istri adalah penolong yang sepadan yang tidak bisa dipisahkan dari suami kecuali oleh kematian. Adam memakai istilah "tulang dari tulangku, daging dari dagingku", sementara orang Jawa memakai istilah "garwo, sigaraning nyowo atau belahan jiwa."
Jika kita tidak menerapkan prinsip tentang posisi istri sebagai penolong yang sepadan, kita akan kehilangan janji Tuhan untuk kehidupan yang lebih baik. Sudah pasti kehidupan keluarga akan berantakan. Oleh karena itu, "Hai istri, posisikan dirimu sebagai penolong yang sepadan bagi suamimu! Hai suami, akui dan terimalah istrimu sebagai penolong yang sepadan dari Tuhan!" Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bertakhtalah dalam keluargaku, agar kami semua dapat saling menghargai, menghormati, menolong dan memberkati satu dengan yang lain. Amin. (Dod).