"TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina, dan mengenal orang yang sombong dari jauh." (Mazmur 138:6)
Renungan:
Seekor burung gagak terbang dan melewati sebuah rumah yang pintu dapurnya terbuka lebar. Di atas meja ia melihat beberapa potong daging sapi segar yang belum dimasak. Ia kemudian mengambil sepotong daging sapi yang paling besar dan terbang kembali untuk mencari pohon yang rindang agar ia dapat menikmati daging lezatnya. Tiba-tiba seekor musang keluar untuk mencari makan. Tidak sengaja musang itu melihat ke atas dan ketika melihat burung gagak dengan sepotong daging besar di paruhnya, segera saja mulutnya penuh air liur. Musang itu pun berkata kepada si burung gagak, "Hai kawan, seumur hidupku aku belum pernah melihat burung gagak secantik engkau. Bulumu kelihatan mengkilap, matamu tajam dan kakimu indah sekali. Pastilah bukan hanya bulu, mata dan kakimu yang cantik. Suaramu juga pasti sangat merdu. Meskipun burung gagak pada umumnya memiliki suara serak, tetapi aku percaya engkau ini beda. Maukah engkau menyanyikan sebuah lagu untukku?" Burung gagak semakin besar kepala mendengar pujian si musang sehingga mulailah ia membuka paruhnya dan mengeluarkan suaranya yang serak, tanpa menyadari bahwa di paruhnya terselip daging yang lezat. Ketika ia membuka paruhnya, jatuhlah daging sapi segar yang ada di paruhnya bersamaan dengan sorak kegirangan dari mulut si musang.
Berhati-hatilah dengan pujian. Ada orang yang terlalu mengada-ada ketika memberikan pujian sehingga kita menjadi besar kepala dan lupa daratan. Orang seperti ini tidak memuji kita dengan tulus, tetapi karena ada maksud-maksud tertentu. Ada juga orang yang memberikan pujian dengan tulus untuk kelebihan-kelebihan yang kita miliki.
Ketika kita menerima pujian dari seseorang, waspadalah jangan sampai kita terlena dengan pujian tersebut kemudian merasa bangga dan merasa diri lebih hebat. Hal ini perlahan-lahan akan membuat kita menjadi sombong, sehingga kita mulai lengah. Jika telah menjadi sombong, kita tidak lagi bisa melihat kekurangan-kekurangan yang masih harus diperbaiki. Setiap kali pujian itu datang, bersyukurlah kepada Tuhan dan jadikan pujian itu sebagai alat yang akan terus memacu kita untuk melakukan yang lebih baik hari demi hari. Di atas langit masih ada langit. Di atas kita masih ada orang yang lebih baik. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku rahmat kerendahan hati, agar setiap pujian yang ditujukan kepadaku tidak membuat aku sombong tetapi menjadikan aku lebih rendah hati lagi baik di hadapan-Mu dan di hadapan sesamaku. Tuhan Yesus, kukembalikan semua pujian yang kudapatkan kepada-Mu. Hanya Engkaulah yang patut dipuji. Amin. (Dod).