"Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki. Sebab itu perempuan-perempuan berkata kepada Naomi: "Terpujilah TUHAN, yang telah rela menolong engkau pada hari ini dengan seorang penebus. Termasyhurlah kiranya nama anak itu di Israel." (Rut 4:13-14)
Renungan:
Seseorang berkata, "Jangan menilai setiap hari berdasarkan tuaian yang kita peroleh tetapi berdasarkan benih yang kita tanam." Ada harapan di dalam hati petani ketika menantikan datangnya musim panen. Masa-masa penantian itu merupakan masa yang sulit di mana ia harus bekerja keras merawat, membersihkan dan memupuki tanamannya. Saat seperti itu ia bahkan tidak memanen apa-apa karena benih itu baru mulai tumbuh. Tetapi apa yang memacu dia untuk terus bertekun adalah keyakinan bahwa benih yang ditanam itu akan segera mendatangkan hasil.
Kisah yang ditulis di dalam Kitab Rut menceritakan tentang kesetiaan sebuah keluarga di dalam penderitaan. Naomi ditinggal mati oleh suaminya, kemudian menyusul lagi dua orang anaknya. Kini 3 orang janda tinggal bersama. Naomi dan kedua menantunya Orpa dan Rut. Orpa memutuskan untuk pulang kepada keluarga dan bangsanya, tetapi Rut mengikuti Naomi kembali ke Betlehem. Rut tidak lari dari kemelut yang terjadi di dalam keluarganya melainkan menjalani dengan setia setiap keadaan yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidupnya. Kisah dalam kitab Rut menjelaskan kepada kita bagaimana iman dan kesetiaan di dalam pergumulan dan penderitaan, akan memungkinkan Tuhan mengubah dan membalikkan suatu penderitaan menjadi kemenangan dan sukacita. Kesetiaan yang ditaburkan Rut akhirnya berbuah. Boas yang kaya raya dan masih memiliki hubungan keluarga dengan Elimelekh, bersedia menebus tanah Elimelekh yang hendak dijual Naomi, sekaligus mengambil Rut menjadi istrinya. Kemudian Rut melahirkan anak laki-laki bernama Obed yang menjadi sumber sukacita bagi Naomi. Adalah bijak menantikan Tuhan dan membiarkan-Nya bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita.
Kita belajar bahwa penderitaan yang diizinkan Tuhan terjadi di dalam hidup kita, dimaksudkan untuk membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Mungkin melalui penderitaan, Tuhan sedang membentuk sikap penundukkan diri, pengabdian sepenuh hati, meningkatkan kesabaran dan mengerjakan sikap yang semakin peka terhadap kebutuhan orang lain. Mungkin saat ini kita sedang mengalami kemelut seperti yang pernah dialami Rut dan Naomi yang ditinggal mati oleh suaminya. Kita sedang mengalami masa-masa yang sukar, masa-masa di mana kita belum memanen hasil apa-apa dari apa yang kita tanam. Kalau kita tetap setia, tekun dan tetap berharap kepada Tuhan, akan tiba saatnya di mana Tuhan memulihkan semuanya dan kita akan menuai hasil dari kesetiaan kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk mengucap syukur untuk setiap penderitaan yang Engkau izinkan terjadi di dalam hidupku. Ajarilah aku menjalani semua itu dengan setia dan tekun sampai aku melihat mujizat yang Engkau kerjakan di dalam hidupku. Amin. (Dod).