"Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka." (Markus 6:48)
Renungan:
Di tepi danau Michigan terhampar bukit pasir yang sangat tandus dan tidak pernah dibajak. Namun ada lapisan tanah yang subur di bawah hamparan pasir itu dan petani terus menerus mengolah tanah itu. Petani itu mengetahui apa yang sedang dilakukannya, jadi dia terus menggali tanah itu. Makin dalam bajak itu menghujam tanah dan makin tajam garukannya, makin bagus panenan yang akan dihasilkan ketika waktu menuai tiba.
Sering kita bertanya saat mengalami penderitaan, "Mengapa saya harus mengalami kekecewaan, kesedihan dan penderitaan? Apa yang telah saya lakukan sehingga Allah mengirimkan ujian untuk saya? Apakah Dia tidak senang dengan saya? Allah selalu memiliki alasan yang baik ketika Dia mengizinkan penderitaan hadir dalam hidup kita. Salah satunya adalah untuk mendisiplinkan rohani kita. Saat penderitaan itu datang, itulah saat Allah membajak hati kita yang tandus, karena Allah tahu di dalam hati kita yang terdalam ada hamparan tanah subur yang dapat menjadikan-Nya mampu membentuk pribadi kita menjadi tahan uji.
Bajak dari Allah memang tajam dan menghujam, tetapi pada akhirnya kita akan melupakan sakitnya bajakan itu, dan pada akhirnya kita akan bersukacita dalam berkat, karena dibalik hujan penderitaan ada pelangi yang indah. Tetaplah berharap dalam penderitaan kita, karena Allah sudah lebih dulu masuk dalam penderitaan itu, dan Ia akan menopang kita untuk melewatinya. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, hanya mujizat-Mu saja yang mampu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam hidupku saat ini. Mampirlah sejenak dalam rumahku, perusahaanku, tempat kerjaku, sekolahku dan dalam hatiku. Injakkanlah kaki-Mu pada tempat-tempat tersebut, maka semua permasalahanku akan dapat diselesaikan. Amin. (Dod).