Listen

Description

Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan." (Lukas 15:17)

Renungan:

  Di ruang praktik seorang dokter ada poster dengan tulisan, "Kesehatan yang baik sangatlah berharga. Tetapi, orang tak sedikitpun melihat atau mengakuinya. Orang baru menyadari betapa berharganya kesehatan ketika ia sakit."

  Hal tersebut persis dialami oleh si bungsu dalam kisah anak yang hilang. Ia merasa di rumah bapanya tidak ada hal yang menyenangkan, lalu ia memilih pergi dari rumah bapanya. Ketika di tempat yang baru, pada akhirnya saat ia mengalami penderitaan, barulah ia menyadari betapa membahagiakan rumah bapanya. Si bungsu adalah kita sendiri. Tuhan menganugerahkan berlimpah hal yang berharga kepada kita. Tetapi kita tidak menyadarinya, tidak menggubrisnya, tidak mengakuinya dan tidak mensyukurinya. Bahkan seperti si bungsu, kita merendahkannya dan baru mengakui betapa berharganya semuanya itu ketika anugerah itu entah bagaimana caranya diambil dari kita. 

  Demikianlah ketika sakit, barulah kita menyadari betapa bernilainya kesehatan. Ketika berjauhan, barulah kita menyadari indahnya kebersamaan. Ketika terkucil, barulah kita menyadari betapa berartinya orang lain. Ketika perselingkuhan menghancurkan keluarga, barulah kita mengakui betapa kesetiaan itu membahagiakan. Ketika peluang untuk mengasihi tidak ada lagi, barulah kita menyadari betapa berharganya kesempatan yang selama ini tersia-siakan. Alangkah membahagiakan hati kita jika kita menyadari dan mensyukuri pemberian-Nya sejak sekarang dan tidak menunggu penderitaan seperti yang dialami si bungsu. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, apapun keadaanku saat ini, jangan biarkan aku mengambil langkah yang salah dalam membuat keputusan agar pada akhirnya tidak  membuat aku menyesal. Amin. (Dod).