Listen

Description

"Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." (Amsal 14:30)

Renungan:

  Di dalam sebuah hutan tinggallah sekelompok burung elang. Ada seekor burung elang yang iri pada burung elang lainnya karena burung tersebut dapat terbang lebih tinggi darinya. Suatu hari ia melihat seorang pemburu yang sedang berburu di dekatnya. Burung elang itu mendekati sang pemburu dan mulai bernegosiasi sambil berkata, "Hai pemburu, tidakkah kau melihat burung elang yang ada di sana? Maukah kau memanahnya? Lihatlah bulunya yang indah dan menawan itu." Pemburu tersebut heran, namun ia juga tertarik mendapatkan seekor burung elang. Ia menyetujui permintaan burung elang tersebut namun dengan syarat, burung elang itu mau merelakan beberapa helai bulunya untuk dipasang di anak panahnya agar anak panah tersebut dapat melesat lebih tinggi. Terdorong dengan rasa iri dan dengki, elang itu kemudian menyetujui syarat yang diberikan oleh pemburu tersebut. Tanpa berpikir panjang ia mencabuti beberapa helai bulunya dan menyerahkannya kepada sang pemburu. Anak panahpun dilepaskan ke angkasa dan melesat dengan cepat. Namun sayang, burung elang yang menjadi sasaran tersebut terbang semakin tinggi ke angkasa. Melihat kegagalan itu, burung elang yang iri tersebut, kembali memberikan bulunya kepada pemburu karena didorong oleh rasa iri dan dengki. Tetapi sayang, kali ini meleset lagi. Begitulah seterusnya. Karena terpancing marah, kesal dan iri, burung elang ini terus saja mencabuti bulu-bulunya hingga habis. Di saat seperti itulah, akhirnya si pemburu yang cerdik berhasil menangkap elang yang iri hati itu, karena ia sudah tidak dapat terbang lagi akibat bulu-bulunya yang telah habis. 

  Memiliki rasa iri dan dengki kepada orang lain akan membuat  kita terkurung di dalam kejahatan. Ingatkah kita akan kisah Kain dan Habel, karena iri maka Kain membunuh Habel adiknya. Rasa iri membawa sesuatu yang buruk bagi kita dan lingkungan kita. Iri adalah awal dosa mulai mengintip kita. Ada 3 cara efektif untuk mengatasi perasaan iri  hati dalam kehidupan kita. Pertama, belajarlah mendekatkan diri kepada Tuhan, karena hanya dekat Tuhan saja  maka akan ada damai dalam hati kita. Kedua, belajarlah bersyukur atas apa yang kita miliki. Saat hati kita dipenuhi rasa syukur, maka kita tidak akan memikirkan apa yang lebih daripada itu, sehingga otomatis kita dapat mencegah timbulnya iri hati. Ketiga, belajarlah untuk selalu berpikir positif dalam situasi apapun, baik itu terhadap diri kita sendiri maupun terhadap orang lain. 

  Jadi, jangan pernah menyimpan iri hati dan jangan pernah mau dikuasai olehnya, karena bukan hanya orang lain yang dirugikan, namun diri kita sendiri pun akan menderita dan mengalami kerugian. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus,  kuduskanlah hatiku sehingga tidak ada rasa iri dan dengki di dalamnya. Penuhilah hatiku dengan rasa syukur yang penuh, sehingga sukacita-Mu senantiasa menguasaiku. Amin. (Dod).