Listen

Description

  "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (Yohanes 6:9)

Renungan:

  Kita mungkin sering melihat pertunjukkan sulap. Saking seringnya kita berpikir bahwa pelipatgandaan itu hanya ada di pertunjukkan sulap saja. Masuk satu burung merpati ke dalam kantong, keluar burung merpati yang banyak dari kantong itu. Masuk sedikit pita, keluar pita yang sedemikian panjang yang seolah tidak ada habisnya. Sebenarnya pelipatgandaan adalah hal yang nyata, bukan cerita dongeng atau pertunjukkan sulap saja. Itulah yang terjadi dalam kisah Yesus melipatgandakan roti. Dari lima roti dan dua ikan, lima ribu orang diberi makan dan menjadi kenyang, kemudian masih sisa dua belas keranjang. 

  Bagaimana kunci mengalami pelipatgandaan? Selain iman, mujizat pelipatgandaan lima roti dan dua ikan terjadi karena ada anak kecil yang menyerahkan roti dan ikan miliknya untuk menjadi benih. Artinya, pelipatgandaan selalu dimulai dari benih yang ditabur. Jika tidak ada benih yang ditabur, jangan mimpi untuk menikmati pelipatgandaan. 

  Kesediaan melepaskan benih adalah sebuah langkah penyerahan hak di tengah kebutuhan yang mendesak. Inilah yang dilakukan anak kecil tersebut. Demi kepentingan orang banyak, anak kecil tersebut bersedia mengorbankan kepentingan dirinya sendiri. Hal ini dilihat Tuhan sebagai hal yang benar. Bisa dikatakan bahwa keberanian untuk melepaskan benih adalah sebuah tindakan iman. Sesungguhnya banyak orang gagal mengalami pelipatgandaan karena tidak bersedia menyerahkan apa yang ada padanya kepada Tuhan. Jangan menahan apa yang seharusnya diserahkan. Jangan menggenggam erat apa yang harusnya dilepaskan. 

  Bagaimana dengan kita? Benih seperti apa yang akan kita tabur? Beranikah kita menyerahkan hak kita supaya Allah bekerja dan menyatakan kuasa-Nya? Ketika kita berani menyerahkan benih kepada Tuhan, di situlah kuasa Tuhan akan bekerja. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, mampukan aku untuk melepaskan keinginan dagingku yang selama ini melekat padaku, sehingga menjadi penghalang bagi berkat-Mu untuk tercurah padaku. Ajarilah aku untuk hanya melekat pada-Mu saja dan bukan pada hal-hal duniawi. Amin. (Dod).