"Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97)
Renungan:
Setelah membolak-balik halaman buku yang baru saja dibelinya, Anas meletakkan buku itu di rak buku. Ia berkesimpulan bahwa isi buku itu sangat tidak menarik. "Aku telah salah membelinya," katanya. Beberapa bulan kemudian ia berkenalan dengan seorang pemuda dan mereka saling jatuh cinta. Anas kembali teringat akan nama pengarang dari buku yang dibelinya beberapa bulan lalu. Nama pengarang buku itu persis sama dengan nama pemuda yang kini menjadi kekasihnya. Karena penasaran ia pun bertanya pada kekasihnya tersebut, "Nama pengarang salah satu buku yang saya beli, persis sama dengan namamu. Mungkinkah engkau penulisnya atau hanya kebetulan saja namanya sama?" Kekasihnya pun menjawab, "Benar, penulis buku itu adalah saya sendiri." Malam itu juga setelah selesai makan malam dengan kekasihnya, Anas pulang ke rumahnya dan segera mencari kembali buku yang beberapa bulan lalu diletakkan begitu saja di rak buku. Ia mengambil tempat duduk yang nyaman dan mulai membaca dengan teliti buku tersebut. Ia terus membacanya sambil sesekali berhenti merenungkan isinya sambil membayangkan penulisnya. Setelah mengenal sang penulis buku, mendadak saja isi buku itu menjadi sangat menarik baginya. Tanpa rasa bosan dan lelah, ia berhasil menyelesaikan membaca isi buku tersebut pada tengah malam.
Apalah artinya Alkitab bagi orang yang tidak memiliki pengenalan pribadi terhadap Allah. Bagi mereka, Alkitab hanyalah buku biasa yang tebal dengan tulisan-tulisan kecil yang sangat membosankan. Alkitab bagi mereka hanya untuk dipajang di rak buku. Orang-orang yang hanya sekadar tahu tentang Allah dan Yesus Putera-Nya, tidak akan tertarik untuk membaca serta mempelajari Alkitab. Tetapi kalau kita memiliki pengenalan pribadi dengan Allah, maka kita pun akan rindu membaca isi hati-Nya, yaitu Alkitab. Pengenalan yang benar terhadap Allah akan menyebabkan kita haus akan firman-Nya. Alkitab tidak lagi menjadi buku yang membosankan, tetapi sebaliknya menjadi buku favorit yang selalu dibaca tanpa rasa bosan. Raja Daud memiliki pengenalan secara pribadi dengan Allah, sehingga ia begitu mencintai Taurat-Nya. "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97).
Berapa besar kecintaan kita terhadap firman-Nya? Apa yang sudah kita lakukan dengan Alkitab yang kita miliki? Diberbagai belahan dunia, ada orang-orang yang begitu merindukan firman Allah, tetapi mereka tidak dapat membacanya dengan bebas karena dilarang dari pihak-pihak tertentu. Kita yang sudah mengenal Allah dan masih memiliki kebebasan untuk membaca firman-Nya, baca, pelajari dan renungkanlah firman-Nya setiap hari. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, biarlah firman-Mu menjadi kesukaanku setiap saat, karena di situlah aku mengenal isi hati dan janji-janji-Mu. Amin. (Dod).