Listen

Description

"Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana." (Amsal 24:16)

Renungan:

  Seorang koki sedang membuat kue. Namun setelah menyelesaikan pekerjaannya, ia baru sadar bahwa ia telah melakukan satu kesalahan. Ia lupa memasukkan baking powder ke dalam adonan kue coklatnya. Hasilnya setelah dipanggang kue coklat tersebut tidak mengembang alias bantat. Tekstur kue coklat yang seharusnya tebal, lembut dan berpori-pori, menjadi agak padat dan basah. Namun, siapa yang menyangka pada akhirnya hasil dari adonan yang gagal ini justru banyak disukai orang. Kue itulah yang sekarang kita sebut sebagai brownies. 

  Begitulah sebuah kesalahan tidak selalu akan berakhir dengan kesia-siaan. Memang ada pepatah yang mengatakan, "Nasi sudah menjadi bubur." Kita tidak akan bisa mengembalikan bubur itu kembali menjadi nasi. Tetapi, kita bisa mengolah agar bubur itu menjadi enak dan menarik. Hal seperti itulah yang dialami oleh Raja Daud. Pada awalnya keadaan Daud sangat baik. Ia begitu dikasihi oleh banyak orang karena keberaniannya. Ia juga begitu dikasihi Tuhan karena sikapnya yang sangat mengandalkan Tuhan. Namun karena satu kesalahan yang ia buat, yaitu perzinaan, semua kegemilangan yang ia peroleh seolah-olah hilang terhapus oleh kesalahannya itu. Tetapi karena hatinya lembut, ia mau bertobat ketika pesan Tuhan datang kepadanya melalui Nabi Natan. Hidupnya pun kembali dipulihkan. Daud bangkit! Dan dalam pandangan Tuhan, Daud tetap dianggap sebagai orang benar. Itulah sebabnya, setiap raja setelah dia yang hidup di dalam jalan Tuhan diberi tanda positif "seperti Daud leluhurnya."

  Di dalam perjalanan hidup ini, tidak seorangpun yang luput dari kesalahan. Setiap kita, entah waktu kecil atau sudah dewasa, entah siang atau malam, pasti pernah berbuat kesalahan. Tetapi sadarilah, kesalahan-kesalahan yang kita buat bisa menjadi pengalaman penting untuk kehidupan ke depannya. Justru ketika kita seakan-akan kehilangan kekuatan sebagai akibat dari kesalahan yang kita buat, kita didorong untuk mengandalkan Tuhan. Kita yang hidup di dalam kasih karunia Tuhan harus memandang bahwa kesalahan bukanlah akhir dari sebuah perjalanan hidup. Walau kelihatannya semua berantakan, kalau kita kembali dan berserah pada Tuhan, bukan tidak mungkin kita bisa menghasilkan yang baik dari kesalahan kita. Ketika kita memilih untuk bangkit, berubah dan berserah kepada-Nya, maka Ia akan membawa kita pada jalan-jalan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, berilah aku hikmat untuk belajar, berubah dan mampu bangkit dari setiap kesalahan yang aku lakukan. Amin. (Dod).