"Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang." (Amsal 16:24)
Renungan:
Seorang ibu dengan kata-kata pujiannya, menumbuhkan rasa percaya diri pada anaknya. Seorang karyawan yang menyebar fitnah, menghancurkan karier temannya. Begitulah daya kekuatan kata-kata. Mulut manusia dapat menghasilkan perkataan yang membangun atau menghancurkan.
Pada waktu Allah menciptakan alam semesta, Dia bersabda, maka semuanya jadi. Allah memperkatakan firman dan segala sesuatu terjadi sesuai dengan perkataan-Nya. "Jadilah terang," lalu terang itu jadi. Perkataan Allah mengandung daya cipta yang mengagumkan. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia. Diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Diberi akal Budi dan diberi kuasa atas seluruh bumi. Di dalam Yesus Kristus manusia juga beroleh persekutuan dengan Roh Kudus serta menerima karunia rohani. Oleh karena itu perkataan lidah manusia pun memiliki pengaruh. Sudah seharusnya kita menggunakan lidah sesuai dengan jati diri kita sebagai anak-anak Allah. Bukan dengan niat untuk merusak dan menghancurkan sesama, melainkan untuk membangun mereka. Untuk mengingatkan diri sendiri dan sesama akan kasih Allah dan akan identitas diri sendiri dan sesama akan kasih Allah dan akan identitas baru kita sebagai anak-anak-Nya. Kiranya perkataan lidah kita dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang kita temui setiap hari. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, urapilah perkataan mulutku, sehingga apa yang diucapkan mulutku adalah perkataan yang memberkati dan mendatangkan berkat baik bagi diriku maupun bagi sesamaku. Amin. (Dod).