Listen

Description

"Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi." (Kejadian 8:11)

Renungan:

  Seminggu lalu saya membeli ikan hias di pasar ikan hias Jatinegara. Pasar itu buka jam 22.00 WIB. Begitu banyak orang yang menjual dan membeli ikan. Para pembeli begitu antusias untuk memilih dan membeli ikan-ikan hias tersebut. Beberapa orang terpaku di depan aquarium sambil melihat ikan-ikan yang berenang dengan lincahnya di dalam aquarium. Ada senyum kebahagiaan terpancar di wajah mereka menyaksikan ikan-ikan yang beraneka macam tersebut. Saya pun juga merasa bahagia karena bisa membeli ikan yang saya inginkan. 

  Ketika air bah mulai surut setelah lewat 40 hari Nuh melepaskan seekor burung gagak untuk mengetahui apakah air sudah berkurang dari muka bumi atau belum. Pada akhirnya Nuh melepaskan seekor burung merpati. Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi. Kehadiran burung merpati yang membawa daun zaitun yang segar tentunya membawa kebahagiaan bagi Nuh. Kebahagiaan itu tentunya tidak hanya dirasakan oleh Nuh sendiri tetapi juga oleh seluruh anggota keluarganya yang ada di dalam bahtera. Mereka pada akhirnya memiliki pengharapan untuk bisa tinggal di daratan lagi setelah sekian lama terombang-ambing dalam bahtera ditengah-tengah air bah. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan bisa memakai hewan ciptaan-Nya untuk memberikan kebahagiaan bagi manusia sebagai ciptaan Tuhan yang berakal budi. Saat ini kita sering melihat begitu banyak orang yang memiliki sahabat seekor binatang peliharaan. Mereka bahkan mengasihi binatang tersebut lebih daripada mengasihi dirinya sendiri. Karena mereka bisa memberikan makan yang terbaik, tempat bermain dan tempat istirahat yang terbaik untuk hewan peliharaannya. Mereka melakukan itu karena mereka merasa mendapatkan kebahagiaan tersendiri dengan kehadiran hewan peliharaan tersebut. 

   Lalu bagaimana dengan kita manusia sebagai ciptaan Tuhan yang berakal budi? Banyak dari antara kita yang tidak lagi membawa kebahagiaan bagi sesama, bahkan bisa jadi kehadiran kita justru menjadi ancaman bagi orang lain. Dengan demikian posisi manusia yang seharusnya menjadi berkat bagi sesamanya digantikan oleh hewan peliharaan. Marilah kita mulai memperbaiki diri sehingga citra Allah yang melekat dalam diri kita benar-benar dihidupi agar sifat-sifat Allah yang penuh kasih, penyayang, pengampun, panjang sabar dan penuh sukacita menguasai diri kita. Dengan demikian kehadiran kita tidak lagi tergantikan oleh hewan peliharaan karena melalui kehadiran kita orang lain dapat merasa nyaman dan terberkati. Tuhan Yesus memberkati. 

Doa:

Tuhan Yesus, ampunilah aku karena kehadiranku seringkali membuat anggota keluargaku tidak nyaman karena sikap, perkataan dan perbuatanku yang melukai hati mereka. Jangan biarkan kehadiranku dalam keluarga tergantikan oleh suatu benda, hewan peliharaan ataupun pribadi yang lain. Yesus yang baik, jadikanlah hatiku sebagai hati-Mu sendiri yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang lain. Amin. (Dod).