"Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa." (Ibrani 12:3)
Renungan:
Pada suatu ketika setan membuat sebuah iklan. Ia bermaksud menjual obral perkakas-perkakas pekerjaannya. Pada hari H-nya, seluruh perkakas didisplay untuk dilihat oleh calon pembelinya, lengkap dengan harga jualnya. Harganya pun tidak mahal. Perkakas-perkakas itu antara lain, rasa dengki, iri hati, tidak jujur, tidak menghargai orang lain, tidak tahu berterima kasih, malas dan sebagainya. Di sebuah pojok display, ada sebuah perkakas yang bentuknya sederhana dan keliatannya sudah sering dipakai, tetapi harganya jauh lebih tinggi dari yang lain. Salah satu calon pembeli bertanya, "Ini namanya apa?" Setan menjawab, "Ooo.. itu namanya putus asa." "Kok harganya mahal? Padahal sudah kelihatan sering dipakai!" kata si calon pembeli. Setan menjawab, "Iya, karena perkakas ini sangat mudah dipakai dan berdaya guna tinggi. Saya bisa dengan mudah masuk ke dalam hati manusia dengan alat ini dari pada dengan alat yang lain. Begitu saya berhasil masuk ke dalam hati manusia, saya dengan sangat mudah dapat melakukan apa saja yang saya inginkan terhadap manusia tersebut. Barang ini sering saya gunakan kepada hampir semua orang, karena kebanyakan manusia tidak tahu kalau putus asa adalah milik saya."
Jangan sekali-sekali membiarkan diri kita putus asa, karena bila demikian berarti kita telah membiarkan setan bekerja di dalam hati kita. Kita adalah anak-anak Allah sejati yang telah menang atas setan. Namun seringkali tanpa kita sadari, kita telah menjadi salah seorang yang menerima tawaran si setan dengan memilih barang obralannya yang begitu laku keras yaitu putus asa. Perhatikanlah ketika seseorang putus asa, maka dengan mudah berbagai hal buruk lainnya akan merasuki hatinya. Ada seorang anak SMA, ketika ia mengalami putus asa karena ditinggal sang kekasih, semua perilakunya berubah. Dia yang dulu ramah, tiba-tiba menjadi sangat kasar, galak dan mudah marah. Dia tidak lagi bersemangat ke sekolah apalagi ke gereja. Akhirnya dia bergabung dalam kelompok anak-anak nakal yang terlibat dalam pemakaian narkoba, alkohol, rokok dan pergaulan bebas.
Ketika kita mulai putus asa, ingatlah selalu akan Yesus yang menanggung banyak penderitaan, agar kita tidak menjadi lemah dan putus asa. Bangkitlah, tetap bersemangat dan jangan menyerah pada keadaan. Jangan biarkan keputusasaan menghinggapi hati kita, sehingga iblis dapat memanfaatkan keberadaan kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, kuatkan dan hiburkan aku, agar aku tetap bersemangat dan bergairah dalam setiap keadaan, sehingga hatiku tidak mudah disusupi keputusasaan oleh si jahat. Amin. (Dod).