Listen

Description

"Mazmur Daud, ketika ia lari dari Absalom, anaknya. Ya TUHAN, betapa banyaknya lawanku! Banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang yang berkata tentang aku: "Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah." Sela 

Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. 

Dengan nyaring aku berseru kepada TUHAN, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. Sela 

Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku! 

Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku. 

Bangkitlah, TUHAN, tolonglah aku, ya Allahku! Ya, Engkau telah memukul rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang-orang fasik. 

Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! Sela" (Mzm 3:1-8)

Renungan:

  Kata "sela" yang kita baca dari bacaan di atas, salah satu pengertiannya adalah jeda atau berhenti sebentar. Tentu dalam Kitab Mazmur yang kebanyakan berisi nyanyian, sela itu dapat diartikan waktunya berhenti bermazmur. Waktu jeda itu bisa digunakan untuk mengambil nafas, sehingga dapat melanjutkan nyanyian berikutnya. Mari kita bayangkan, apa yang terjadi jika kita bermazmur atau bernyanyi terus menerus tanpa jeda? Tentunya nafas akan tersengal-sengal karena kecapaian, atau lagu pun jadi tidak enak didengar, dan musik pun menjadi kacau. Jika kita renungkan, sela adalah waktu yang diambil untuk berhenti sejenak, waktu itu tidak lama, benar-benar sebentar. Tetapi, peran waktu sela sangat penting dalam bermazmur.

  Sela juga dapat diartikan berhenti dan renungkan. Di dalam kehidupan ini sebagai pengikut Yesus, waktu sela sangat penting untuk mengevaluasi diri. Ada dua cara untuk mengevaluasi diri. Yang pertama melalui teman. Kita dapat bertanya tentang diri kita melalui teman kita. Saat kita minta penilaian seorang teman, kita jangan langsung membuat tembok pembelaan. Jika kita membangun tembok pembelaan, maka sia-sialah waktu sela yang kita gunakan untuk mengevaluasi diri. Apapun penilaian dia tentang kita, terimalah dengan sukacita. Kita tidak perlu setuju dengan semua penilaiannya, tetapi dengan mendengarkan, kita sudah menghormati pendapat dia tentang kita, karena setiap penilaian pasti ada alasannya. Ingatlah, teman yang baik tidak akan sungkan membuka aib kita di hadapan kita guna perubahan hidup kita sendiri. 

  Kedua, adalah melalui diri sendiri. Pada dasarnya yang mengerti tentang diri kita adalah kita sendiri. Untuk itu ada baiknya kita mengambil waktu sela di malam hari untuk merenungkan seluruh perbuatan yang telah kita lakukan selama satu hari penuh. Ada baiknya kita berdoa minta pengampunan pada Tuhan atas perbuatan atau kesalahan yang kita lakukan dengan sengaja ataupun tanpa disengaja. Dan memohon pencerahan-Nya, sehingga setiap pagi kita dapat bangun dengan menjadi manusia baru yang telah mengalami perubahan.

  Hari ini di awal masa Prapaskah adalah waktu yang terbaik untuk mulai mengevaluasi diri dan memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jika kita menggunakan waktu sela selama masa Prapaskah ini dengan baik, maka kehidupan kita akan mengalami pembaharuan setiap harinya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk dapat menyediakan waktu sela untuk mengevaluasi diri, supaya kehidupanku semakin baik setiap harinya. Amin. (Dod).