Listen

Description

"Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh karena ia tumbuh tinggi dan puncaknya menjulang sampai ke langit dan ia menjadi sombong karena ketinggiannya, maka Aku telah menyerahkan dia ke dalam tangan seorang berkuasa di antara bangsa-bangsa, supaya ia memperlakukannya selaras dengan kejahatannya; Aku menghalau dia." (Yehezkiel 31:10-11)

Renungan:

  Seekor burung gagak terbang dan melewati sebuah rumah yang pintunya sedang terbuka lebar. Di atas meja dapur ia melihat beberapa potong daging sapi segar yang belum dimasak. Ia pun terbang ke dalam dan mengambil sepotong daging yang paling besar dan terbang kembali. Tidak lama kemudian sampailah ia di sebuah pohon rindang dan ia segera bertengger di situ. Tiba-tiba ada seekor musang yang lewat di situ dan melihat burung gagak dengan sepotong daging besar di paruhnya. Musang itu mencari akal supaya bisa mendapatkan daging segar itu. Ia pun mulai memuji sang burung gagak, "Hai kawan, seumur hidup aku belum pernah melihat burung gagak secantik engkau. Bulumu kelihatan mengkilap, matamu tajam dan kakimu indah sekali. Suaramu juga pasti sangat merdu. Meskipun burung gagak pada umumnya memiliki suara serak, tetapi aku percaya engkau ini pasti berbeda. Maukah engkau menyanyikan sebuah lagu untukku?" Burung gagak semakin besar kepala mendengar pujian si musang, sehingga mulailah ia membuka paruhnya dan mengeluarkan suaranya yang serak, tanpa menyadari bahwa di paruhnya terselip daging yang lezat. Ketika ia membuka paruhnya, jatuhlah daging sapi segar yang ada di paruhnya bersamaan dengan sorak kegirangan dari mulut si musang. 

  Berhati-hatilah dengan pujian. Ada orang yang terlalu mengada-ada ketika memberikan pujian sehingga kita menjadi besar kepala dan lupa daratan. Orang seperti ini tidak memuji kita dengan tulus, tetapi karena maksud-maksud tertentu. Ada juga orang yang memberikan pujian dengan tulus untuk kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Waspadalah, jangan sampai kita terlena dengan pujian tersebut, kemudian merasa bangga dan merasa diri lebih hebat. Hal ini perlahan-lahan akan membuat kita menjadi sombong. Jika telah menjadi sombong, kita tidak lagi bisa melihat kekurangan-kekurangan yang masih harus diperbaiki. Akhirnya pujian yang kita terima malah akan mengubur kita. 

  Setiap kali pujian datang, bersyukurlah kepada Tuhan dan jadikanlah pujian itu sebagai alat yang akan terus memacu kita untuk melakukan yang lebih baik hari demi hari. Di atas langit ada langit. Di atas kita masih ada orang yang lebih baik. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, berilah aku rahmat kerendahan hati dan jangan biarkan aku terbuai oleh setiap pujian yang ditujukan kepadaku. Aku kembalikan semua pujian itu hanya kepada-Mu, karena hanya Engkaulah yang layak dipuji atas setiap keberhasilanku. Amin. (Dod).