Listen

Description

"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (Galatia 6:9)

Renungan:

  Di Skotlandia hiduplah seorang petani miskin. Ia sedang bersedih karena terpaksa menghentikan pendidikan anaknya, padahal anaknya itu ingin menjadi seorang dokter. Suatu hari ketika sedang mencangkul di sawah, ia mendengar jeritan minta tolong tidak jauh darinya. Segera saja ia berlari menghampiri dan melihat seorang anak kecil hampir tenggelam dalam genangan lumpur. Petani itu pun segera menarik keluar anak tersebut. Hari berikutnya rumahnya didatangi seorang bangsawan. Ternyata bangsawan itu adalah ayah dari anak kecil yang kemarin ditolong oleh si petani. Singkat cerita, bangsawan ini menawarkan bantuan sejumlah dana yang lebih dari cukup untuk membiayai pendidikan anak si petani sampai selesai kuliah kedokteran. 

  Bertahun-tahun kemudian ada wabah mematikan melanda Skotlandia. Bangsawan tersebut dan keluarganya pun tidak terluput dari serangan wabah tersebut. Bangsawan tersebut merasa putus asa. Tetapi kemudian ia mendengar kabar bahwa seorang ilmuwan muda telah menemukan sebuah serum untuk menangkal wabah tersebut. Bangsawan itu akhirnya memperoleh serum tersebut dan tertolong. Setelah ia dan keluarganya sembuh, bangsawan tersebut memutuskan untuk bertemu dengan penemu obat yang telah menyelamatkan keluarganya dan orang banyak. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati bahwa ilmuwan muda itu adalah anak si petani yang dulu pernah dibiayainya untuk menjadi seorang dokter. 

  Siapa menabur pasti ia akan menuai. Menabur dan menuai adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Jika tidak ada yang ditabur, maka tidak ada yang dituai. Setiap taburan kebaikan yang kita lakukan dengan sukarela dan sukacita, maka kebaikan jugalah yang akan kita tuai. Ada banyak orang takut untuk memberi karena takut kekurangan. Tuhan tidak pernah berniat sedikitpun untuk merampas milik kita. Tuhan mau kita menabur apa yang kita punya agar kita dapat menuai berkat dari Tuhan. Masih ingatkah kita dengan kisah Abraham yang akan mengorbankan Ishak anaknya? Satu hal yang harus kita tahu adalah saat Tuhan meminta Abraham mempersembahkan Ishak dan Abraham taat, maka Abraham dipakai Tuhan untuk memberkati banyak orang. Oleh karena itu, satu hal yang harus kita pahami dengan benar adalah bahwa setiap pemberian kita adalah benih. Mungkin kita pernah berpikir mengapa ketika kita sudah banyak berbuat baik tetapi kita tidak pernah menuai hal yang baik. Bisa jadi tuaian itu Tuhan simpan untuk diberikan kepada anak cucu kita, karena Tuhan lebih tahu apa yang harus Dia lakukan dan kepada siapa buah kebaikan kita Dia berikan. Jadi, jika Tuhan meminta kita untuk memberi maka itu tandanya Tuhan sedang merencanakan untuk memberkati hidup kita dan keluarga kita jauh lebih baik dari saat ini. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, jadikanlah hatiku seperti hati-Mu agar aku memiliki kepekaan untuk berbuat sesuatu yang baik untuk orang lain. Amin. (Dod).