"Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:3-5)
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Renungan:
Hari itu setan tampak begitu puas dengan penemuan terbarunya. Sebuah cermin dengan kemampuan yang hebat untuk mengubah apapun di dalamnya. Jika seorang yang cantik berkaca pada cermin tersebut, maka wajahnya akan telihat sangat jelek. Bunga-bunga yang indah dan segar akan tampak kering dan layu di dalam cermin tersebut. Orang yang tersenyum akan terlihat cemberut dalam cermin tersebut. Ide baru pun muncul dalam pikiran setan-setan tersebut. Mereka hendak ke surga dengan maksud mencemoohkan Allah dan malaikat-malaikat-Nya dengan menggunakan cermin tersebut. Karena begitu gembiranya, setan-setan tersebut tidak menyadari bahwa cermin yang mereka bawa terlepas dari tangan mereka dan jatuh ke bumi. Cermin itu pecah berkeping-keping dan pecahannya tersebar ke seluruh bumi. Inilah yang menyebabkan terjadinya banyak masalah, karena jika serpihan cermin itu masuk ke mata seseorang, maka itu tidak mudah untuk dikeluarkan. Lebih menyedihkan lagi, sejak saat itu orang yang matanya kemasukan serpihan cermin itu akan selalu menilai orang dari sisi negatif atau sisi jeleknya.
Kebiasaan menilai orang dan segala sesuatu dari sisi buruknya, sudah menjadi tabiat manusia sejak jatuhnya Adam Dan Hawa dalam dosa. Agak sulit bagi kita untuk melihat dan mengabadikan kebaikan seseorang di dalam hati kita. Akan tetapi lebih mudah menemukan kesalahan orang lain serta meyimpannya dalam ingatan.
Marilah kita belajar untuk tidak menjadi juri sekaligus hakim bagi sesama kita, karena kita pun tidak luput dari kesalahan. Sekali kita mengembangkan kebiasaan melihat yang buruk dalam diri sesama, maka kita akan terus melakukannya dan mata kita akan semakin tertutup untuk hal-hal baik yang sebenarnya dimiliki sesama. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ubahlah pemikiranku agar aku tidak cepat menghakimi dan menilai sesamaku dengan nilai yang buruk, tetapi ajarilah aku menjadi pribadi yang rendah hati untuk menyadari bahwa akupun bukan manusia sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan. Tuhan Yesus, jadikanlah pikiranku seperti pikiran-Mu sendiri, agar aku dapat melihat Engkau dalam diri sesamaku. Amin. (Dod).