Listen

Description

"Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka." (Markus 10:16)

Renungan:

  Suatu ketika Rene Spitz mengadakan suatu penelitian dan pengamatan di sebuah panti asuhan di Amerika Selatan. Di panti itu ada 97 anak berumur 3 bulan sampai dengan 3 tahun

 Karena keterbatasan dana, panti itu hanya memiliki beberapa pengasuh untuk merawat, mengganti popok atau baju, memandikan dan memberi makan anak-anak tersebut. Para pengasuh tidak memiliki waktu luang untuk bercanda dan bercakap-cakap dengan anak-anak tersebut. Setelah 3 bulan anak-anak itu mengalami banyak kelainan, di antaranya nafsu makan hilang, pandangan mata kosong dan mengalami kesulitan tidur. Setelah 5 bulan kondisi mereka makin memburuk. Mereka sering merengek-rengek  dan berteriak ketakutan ketika dipegang dokter. Setelah 1 tahun, 27 anak meninggal bukan karena kurang gizi atau perawatan kesehatan, melainkan karena kurang sentuhan dan gizi secara emosional. Pada tahun kedua, 7 anak meninggal lagi. Pada akhirnya dari 97 anak, hanya 21 yang bertahan hidup dan mampu mengatasi gangguan kejiwaan serius. Bayangkan 76 anak akhirnya meninggal sia-sia hanya karena kurangnya perhatian secara emosional dan kurangnya sentuhan kasih sayang secara fisik. 

  Tuhan Yesus menyadari pentingnya sentuhan dan perhatian. Ketika anak-anak dibawa kepada-Nya, Ia dengan sukacita menyambut, memeluk dan memberkati mereka.

  Hai bapa dan ibu, kapan terakhir mengajak anak-anak pergi bersama atau bermain bersama mereka? Jangan hanya sibuk dengan bisnis dan urusan sendiri. Jangan hanya sibuk dengan gadget dan berselancar di dunia maya atau media sosial, sementara anak-anak tidak mendapat perhatian dan sentuhan. Hai anak-anak, jangan hanya sibuk pergi dengan teman-teman saja atau sibuk dengan gadget dan game masing-masing, sehingga lupa memberikan kasih sayang kepada orang tua berupa sapaan, pelukan dan ciuman tanda kasih. 

  Mari, selagi masih ada waktu dan kesempatan, biarlah kita semua bisa saling memerhatikan dan berbagi kasih sayang, karena setiap pribadi jauh lebih berharga daripada ponsel, dunia maya dan media sosial. Memberikan perhatian kepada orang yang di dekat kita adalah jauh lebih bernilai dibandingkan terus exist di media sosial, namun kehilangan orang yang berada di dekat kita. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, bukalah hatiku agar aku dapat membagi waktuku untuk anggota keluargaku, sehingga kehadiranku tidak digantikan oleh orang lain dalam hati orang tuaku, pasanganku dan anak-anakku. Amin. (Dod).