Listen

Description

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."(Amsal 4:23)

Renungan:

  Bob Butler kehilangan kakinya saat terkena ranjau di perang Vietnam tahun 1965. Dua puluh tahun kemudian, ia membuktikan bahwa hatinya tidak ikut hilang bersama peristiwa di masa lalunya itu. Butler sedang bekerja di garasi rumahnya di Arizona, ketika ia mendengar jeritan seorang wanita dari sebuah rumah di dekatnya. Kemudian ia menjalankan kursi rodanya menuju rumah tersebut. Tetapi semak-semak membuat kursi rodanya tidak dapat berjalan lebih jauh. Ia memutuskan turun dari kursi rodanya dan mulai merangkak melewati semak-semak tersebut. "Aku harus ke sana. Tidak peduli betapa sakitnya," katanya kepada dirinya sendiri. Ketika Butler tiba di tempat jeritan wanita itu berasal, yaitu sebuah kolam renang, ia melihat seorang gadis berusia 3 tahun bernama Stephanie Hanes, tercebur ke dalamnya dan saat itu telah berada di dasar kolam. Stephanie yang dilahirkan tanpa lengan, tentutnya tidak dapat membawa dirinya sendiri naik ke permukaan. Tanpa pikir panjang Butler langsung terjun ke dasar kolam dan mengangkat anak malang itu naik ke permukaan.  Wajahnya membiru, tidak ada denyut nadi dan tidak bernafas. Butler segera melakukan pernafasan buatan untuk membuatnya kembali bernafas. Sementara itu sang ibu menelepon rumah sakit terdekat. Diliputi perasaan tidak berdaya dan takut kehilangan puterinya untuk selamanya, ia menangis dan memeluk bahu Butler. Butler melanjutkan memberikan nafas buatan dan dengan tenang meyakinkan si ibu, "Jangan khawatir, saya sudah menjadi tangannya untuk keluar dari kolam renang. Kini saya akan menjadi paru-parunya." Beberapa detik kemudian gadis kecil itu batuk-batuk, sadar kembali dan mulai menangis. Sang ibu langsung memeluk anaknya dengan penuh perasaan syukur. Sambil tetap memeluk puterinya, ibu itu bertanya kepada Butler, "Bagaimana anda tahu kalau puteriku akan baik-baik saja?" Butler pun menjawab, "Saya tidak tahu. Tapi ketika kaki saya meledak di Vietnam, saya sendirian. Namun saat itu ada seorang gadis kecil Vietnam. Ia berjuang menyeret saya ke desanya. Ia berbisik dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah, "Tidak apa-apa. Anda dapat hidup lagi. Saya akan menjadi kaki anda. Kata-kata itulah yang membawa harapan bagi jiwa saya dan saya ingin melakukan hal yang sama untuk Stephanie."

  Saat kasih seorang gadis kecil, yang justru berasal dari negara lawannya menyentuh hati seorang prajurit yang sedang di ambang maut, maka tidak hanya nyawa prajurit itu yang diselamatkan, namun lebih dari itu, gadis kecil itu juga telah menyelamatkan hatinya.

  Jika suatu saat kita berada di tengah situasi yang seakan membuat kita tidak berdaya, jangan semakin terbenam dalam keadaan mengasihani diri sendiri. Namun sebaliknya kita harus memiliki hati yang dipenuhi dengan harapan akan pertolongan Tuhan, sehingga kita dapat tetap menjadi berkat untuk orang lain. Karena saat kita bergerak untuk memberkati orang lain, maka Tuhan sendiri akan bergerak untuk memberkati kita dengan cara dan waktu-Nya. Tuhan Yesus memberkati

Doa:

Tuhan Yesus, bukalah hatiku agar aku mampu tergerak hati untuk menolong orang lain yang sedang menderita kesusahan, sehingga kehadiranku dapat memberi kelegaan, kelepasan, kesembuhan dan sukacita baginya. Amin. (Dod).