"Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" (1 Raja-raja 3:9)
Renungan:
Ingatkah kita dengan dongeng lampu wasiat? Sesosok makhluk besar muncul dari dalam lampu dan tertawa terbahak-bahak sambil berkata, "Mintalah 3 permintaan, maka akan kukabulkan." Sang penemu lampu mengajukan permintaan pertama yaitu kekayaan. Permintaannya dikabulkan, seketika ia memiliki harta benda mewah dan berlimpah. Permintaan kedua yaitu beberapa wanita cantik sebagai istri. Dikabulkan. Permintaan ketiga yaitu panjang umur. Dikabulkan juga. Lengkaplah kebahagiaan si penemu lampu sampai ia menjadi tua dan tak kunjung meninggal. Istri-istrinya juga menjadi tua. Kekayaannya masih berlimpah, namun ia tidak bisa menikmatinya lagi. Ah, sadarlah ia, seharusnya dulu ia meminta awet muda!
Dongeng tersebut kiranya membantu kita untuk mengerti betapa pentingnya memilih. Dalam hal ini, Raja Salomo nampak sedemikian bijak karena di tengah kemudaan dan keterbatasan pengalaman serta kuatnya ancaman politik dari dalam dan dari luar negeri, ia meminta dan memilih sesuatu yang tepat. Bukan kekayaan dan bukan keamanan. Yang Salomo minta adalah hikmat untuk menimbang perkara. Agaknya Salomo yang masih muda itu mengerti apa yang utama dan apa yang sampingan. Hidup memang penuh pilihan. Untuk itu diperlukan kedalaman hidup, supaya pilihan-pilihan sungguh-sungguh mendalam, bernilai dan tepat benar.
Bagaimana dengan pilihan-pilihan kita dalam bekerja, belajar, berkeluarga, berpelayanan? Adakah pilihan kita adalah pilihan yang mendalam ataukah dangkal? Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku hikmat agar saat memilih sesuatu untuk saat ini ataupun untuk masa depan, sesuai dengan kehendak-Mu sehingga dapat menjadi berkat dalam hidupku. Amin. (Dod).