"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28)
Renungan:
Suatu ketika ada seorang wanita warga negara Amerika Serikat yang tergolong unik. Sebagai bagian dari bangsa yang mengenal 4 musim, ia berkata, "Saya tidak pernah menyukai musim dingin. Sebelum musim dingin tiba atau sepanjang musim gugur, saya sudah membayangkan akan datangnya kegelapan dan saya menjadi gundah karenanya." Pada suatu hari di musim dingin tersebut, ia berdoa dengan sungguh-sungguh supaya Allah menolongnya untuk bisa menghindari hari-hari berikutnya yang dia anggap sebagai hari yang suram. Setelah itu ia berjalan ke luar rumah untuk sekedar melihat-lihat. Tiba-tiba dia tertarik untuk melihat dengan lebih seksama pohon-pohon yang tak berdaun yang memiliki banyak sekali ranting. Ranting-ranting tersebut seperti berlomba naik ke atas untuk mendapatkan sinar matahari yang masih menjadi harapan mereka dan hal itu terlihat sangat indah. "Saya belum pernah melihat sebelumnya karena saya sudah menutup pikiran saya lebih dahulu dengan pendapat bahwa tidak akan ada sesuatu yang indah yang bisa ditemukan di musim dingin. Allah menjawab doa saya. Walaupun Allah tidak mengirim saya ke tempat yang tidak mengalami musim dingin, tetapi hari ini saya menemukan sesuatu yang tidak pernah ada di dalam pikiran saya, yaitu keindahan di musim dingin," kata wanita tersebut. Peristiwa tersebut membuat dia belajar dua hal, yaitu kebahagiaan bisa ditemukan di dalam segala situasi dan untuk menemukan kebahagiaan orang harus mengubah cara pandangnya dengan menggunakan cara pandang Allah.
Paulus memberikan teladan kepada kita bagaimana cara memandang penderitaan dengan benar. Ketika ia berada di dalam penjara ia tetap bersukacita. Dikatakan, "Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita." (Flp 1:18b). Paulus melihat ada sesuatu yang indah di balik penderitaannya yaitu, akan ada kemajuan dalam pemberitaan Injil yang diwartakannya dan ia yakin bahwa Allah akan menyelamatkannya.
Biasanya kita akan mengatakan kepada orang lain bahwa penderitaan yang kita alami adalah yang paling berat. Tetapi jarang kita bisa melihat dan menyaksikan kepada orang lain bahwa semakin berat penderitaan kita semakin banyak hal yang indah di dalamnya. Oleh sebab itu, marilah kita belajar memandang penderitaan dari sudut pandang Allah, yaitu banyak kebaikan yang Allah sediakan bagi kita di balik penderitaan itu. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan aku untuk melihat sesuatu yang indah, yaitu kebaikan-kebaikan yang Engkau sediakan di balik semua penderitaanku. Amin. (Dod).