Listen

Description

"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?" (Roma 8:35)

Renungan:

  Peng Shulin pada tahun 1995 mengalami kecelakaan truk yang menyebabkan kedua kaki dan sebagian badannya terpotong. Kemungkinan untuk bertahan hidup sangatlah kecil. Untuk menyelamatkan nyawanya, sebuah tim yang melibatkan lebih dari 20 orang dokter dikerahkan. Kulit diambil dari bagian kepalanya untuk kemudian dicangkokkan ke bagian tubuh yang kehilangan kulit. Badannya hanya tertinggal sepanjang 78 cm dengan kedua kaki putus. Selama beberapa tahun, ia hanya terbaring di ranjang. Dokter-dokter di China hanya memiliki sedikit sekali harapan untuk membuat dia bisa kembali hidup normal. Peng Shulin tidak berputus asa dengan keberadaannya dan ia mulai melatih lengannya agar bisa melakukan sendiri kegiatan, seperti mencuci muka dan menyikat giginya. Ketika pada dokter di China mengetahui perkembangan Peng Shulin, mereka mencari cara agar ia bisa berjalan kembali. Mereka membuat wadah seperti mangkuk yang bisa menampung tubuhnya, dengan sepasang kaki buatan ditempelkan di bawah wadah tersebut. Ia begitu bersemangat dan akhirnya ia bisa berjalan dengan alat tersebut. 

  Di dalam Alkitab kita menemukan bahwa Yeremia dan Yunus pun pernah kecewa kepada Tuhan. Orang menjadi kecewa kepada Tuhan karena kenyataan yang ada di depan mata ternyata tidak seperti yang mereka harapkan. Semua orang mengharapkan yang baik, tetapi kita tidak dapat mengelak dari situasi-situasi buruk yang tidak kita harapkan. Situasi yang buruk itu bisa disebabkan karena kelalaian kita sendiri, karena ulah orang lain atau karena faktor alam seperti bencana alam. Aneh memang karena kita seringkali beranggapan bahwa Tuhanlah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap apa yang menimpa kita. Itu sebabnya kita kecewa kepada-Nya. 

  Jika saat ini kita sedang kecewa kepada Tuhan dan tinggal dalam keputusasaan, belajarlah dari Peng Shulin. Peng Shulin mengajar kita untuk tidak terus menerus berada dalam keputusasaan ataupun kekecewaan. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang penting berapa kali kita bangkit. Jangan izinkan kondisi yang tidak baik merusak damai sejahtera di hati, apalagi merusak hubungan kita dengan Tuhan. Rasul Paulus berkata, "Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya atau pedang?" Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, jangan biarkan aku terpuruk dalam kekecewaan dan putus asa. Bangkitkan semangatku agar bisa mengatasi persoalan hidup dan menjadi pemenang. Amin. (Dod).