Listen

Description

"Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan." (Markus 3:24-25)

Renungan:

  Sinetron bertemakan keluarga yang sangat terkesan adalah Keluarga Cemara, yang pernah ditayangkan salah satu stasiun televisi beberapa tahun lalu. Sinetron Keluarga Cemara merupakan gambaran kehidupan nyata sebuah keluarga yang memiliki nilai pendidikan yang dalam. Menariknya, di dalam sinetron tersebut juga tidak ditutup-tutupi adanya masalah-masalah yang terjadi di antara anggota keluarga. Tetapi, adanya masalah di dalam keluarga itu ternyata merupakan bumbu bagi keharmonisan yang bisa mereka pertahanankan. Ini terjadi karena masing-masing anggota memprioritaskan keluarga. Semua anggota keluarga membangun team work yang solid dan bahu membahu menjaga keharmonisan keluarga. Ini sesuai dengan kata-kata dalam lagu yang mengiringi penayangan sinetron tersebut, "Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga."

  Bukan tidak mungkin cerita dalam sinetron Keluarga Cemara tersebut terjadi di dalam kehidupan keluarga-keluarga kristiani. Namun, yang sebaliknya juga banyak terjadi. Di dalam Alkitap pun diberikan contoh adanya beberapa tokoh yang berhasil di luar, tetapi pernah mengalami kegagalan di dalam keluarga. Salah satunya adalah Daud. Tidak perlu diragukan lagi kalau Daud merupakan salah seorang ahli strategi perang dan pemimpin yang sukses. Tetapi ternyata Daud tidak begitu cakap di dalam memimpin keluarganya. Kasus pemerkosaan Tamar, pembunuhan Amnon dan pemberontakan Absalom adalah bukti dari kegagalan Daud di dalam memimpin keluarganya. 

  Salah satu penyebab terjadinya kegoncangan dalam keluarga adalah karena setiap anggota keluarga menomorduakan keluarga. Bapak berkata, "Yang penting aku mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga." Ibu yang menghabiskan waktu di luar berkata, "Aku kan membantu suami untuk menambah penghasilan." Sedang anak-anak dengan kesibukan kegiatan sekolah, menjadikan rumah sebagai tempat untuk numpang tidur. Nyaris tidak ada pertemuan antar anggota keluarga. Hubungan menjadi semakin renggang. Ketika pemicu datang, keributan bahkan perpecahan sulit dihindari. Untuk itu, mari kita jadikan keluarga sebagai tempat membangun komunikasi yang indah dan menganggapnya sebagai harta yang sangat berharga, sehingga kita berusaha keras untuk menjaga keharmonisannya. Tuhan Yesus memberkati.

Doa:

Tuhan Yesus, tolonglah aku agar aku dapat menciptakan suasana surga di rumahku, sehingga setiap anggota keluargaku merasa nyaman tinggal di rumah. Amin. (Dod).