"Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya." (Pengkhotbah 8:1)
Renungan:
Suatu ketika saya bertemu dengan seorang mantan murid yang sudah bekerja. Dia bercerita bahwa sampai saat ini dia sering bertengkar dengan kedua orang tuanya dan dia sangat menikmati ketika pertengkaran itu terjadi. Saya heran, karena dia sangat menikmati pertengkaran itu. Akhirnya dia cerita bahwa ketika dia masih sekolah terlalu banyak tuntutan yang diminta oleh orang tuanya, dan saat itu dia hanya bisa memendam kemarahan dan kekecewaan di dalam hatinya tanpa berani melawan. Dia terus mengingat peristiwa-peristiwa yang menekannya sampai dia dewasa saat ini. Oleh karena itu dia merasa menikmati setiap pertengkaran dengan orang tuanya sebagai wujud balas dendam karena dulu tidak berani melawan orang tuanya.
Ada begitu banyak orang yang masih hidup di masa lalunya dengan memendam kecewa, amarah, akar kepahitan terhadap orang lain. Tanpa disadarinya hal itu membawa penderitaan bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Luka masa lalu yang masih tersimpan rapi menimbulkan perubahan karakter yang negatif dalam diri seseorang, sehingga tanpa disadarinya banyak orang yang merasa tidak nyaman bila dekat dengannya.
Hari ini Yesus menawarkan kelegaan pada kita asalkan kita mau menyerahkan semua beban kita pada-Nya dan mulai untuk mengampuni siapapun yang pernah membuat hati kita terluka. Kalau saat ini perangai kita begitu keras dan kata-kata kita terlalu ketus sehingga membuat banyak orang terluka akibat perkataan kita, telusurilah masa lalu kita, mungkin ada pribadi-pribadi masa lalu yang begitu menekan kita, lalu mulailah mendoakan mereka dan mengampuninya. Saat kita mulai melepaskan pengampunan untuk mereka, beban kita akan terangkat, wajah kita akan bercahaya dan berubahlah kekerasan di wajah kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, selidikilah hatiku dan telusurilah masa laluku karena aku merasa ada kesesakan di hatiku yang membuat sikapku begitu keras dan perkataanku begitu menyakitkan banyak orang sehingga keberadaanku membuat orang lain tidak merasa nyaman. Tuhan Yesus, aku mau jadi pribadi yang merdeka, oleh karena itu bebaskanlah aku dari akar kepahitanku ini dan mampukan aku untuk mengampuni siapa saja yang pernah melukai hatiku. Amin. (Dod).